Bahaya Batuk Rejan pada Balita

Admin | Rabu, 4 Desember 2013

Pernahkah anda mendengar istilah penyakit batuk seratus hari? Ya batuk seratus hari atau biasa disebut batuk rejan merupakan sebutan lain untuk penyakit Pertusis. Pertusis atau yang dalam bahasa Inggris biasa disebut Whooping Cough adalah sebuah penyakit yang sangat menular ditandai dengan batuk yang intens dan sering menyebabkan orang yang terinfeksi menjadi tersedak ketika mencoba untuk bernapas. Penyebab penyakit ini adalah bakteri bernama Bordetella pertussis yang menempel pada silia dari sistem pernapasan bagian atas. Namun terkadang penyakit ini juga diinfeksi oleh bacterium Bordetella parapertussis yang mengganggu system pernapasan pada anakanak. Penyakit pertusis biasa menyerang balita di bawah usia 12 tahun yang belum mendapatkan imunisasi pertusis. Penyakit ini mudah sekali menular melalui batuk atau bersin dari penderita pertusis yang tersebar ke udara lalu terhirup oleh orang yang sehat sehingga menjadi tertular. Selain pada bayi dan balita kalangan yang rentan terhadap penyakit ini adalah anakanak berusia 7 sampai 10 tahun. Gejala dari penyakit pertusis yaitu:
  1. Batuk, bersin, nafsu makan hilang, mata merah dan berair
  2. Batuk diakhiri suara melengking
  3. Mual, muntah, urat leher tegang
  4. Air mata tergenang dan lemas
  5. Batuk semakin parah disertai dahak kental
  6. Muka penderita menjadi merah dan kebiruan
Berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu anda ketahui seputar penyakit pertusis:
  • Gejala awal (pilek, demam ringan, batuk ringan) berlangsung sampai lebih dari dua minggu. Apabila sudah semakin parah bisa menyebabkan perdarahan lunak di sekitar mata.
  • Batuk pertusis bisa berlangsung selama sepuluh minggu atau lebih.
  • Anakanak membutuhkan lima dosis vaksin DTaP (melawan dipteri, tetanus, dan pertusis) pada usia 2, 4, 6, dan 15 hingga 18 bulan, dan 4 sampai 6 tahun.
  • Sekitar 80 persen bayi menderita pertusis akibat terinfeksi dari anggota keluarganya. Jika Anda akan berada dalam kontak dekat dengan bayi, tanyakan apakah Anda memerlukan vaksin booster yang disebut Tdap.
  • Wanita hamil harus mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin Tdap, sebaiknya sepanjang masa kehamilan atau segera setelah melahirkan.
  Sumber Informasi: http://parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=kids&id=1212 http://www.jevuska.com/2013/02/09/pertusisbatukrejan http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/01/31/vaksinpertusisuntukpenyakitbatukrejanselukbelukdanperkembangannya530332.html http://id.wikipedia.org/wiki/Batuk_rejan http://obatanakaman.web.id/obatpertusisanakyangaman/

Tagged :