2014, Seluruh Anak Dapat Imunisasi Dasar Lengkap

Admin | Selasa, 7 Januari 2014

JAKARTA, KOMPAS.com Pada tahun 2014, diharapkan seluruh anak Indonesia sudah menerima imunisasi dasar lengkap. Namun, ada sejumlah tantangan yang dihadapi untuk mewujudkannya yakni mulai dari kualitas data cakupan, logistik, manajemen vaksin termasuk rantai vaksin. serta sumber daya manusia yang belum optimal. Demikian diungkapkan dr. Andi Muhadir MpH, Direktur Surveilans Imunisasi Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra, di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta. Ia menyatakan dalam Undangundang perlindungan anak sudah jelas bahwa setiap anak berhak memperoleh layanan kesehatan, dan salah satu layanan kesehatan itu adalah imunisasi. "Ini amanah dari Undangundang yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk melaksanakan program imunisasi," ucapnya. Andi mengatakan, Kebijakan Nasional Imunisasi tahun 20102014 ditekankan pada tercapainya imunisasi dasar lengkap kepada 90 persen bayi usia 0 sampai 11 bulan untuk memberikan perlindungan optimal terhadap penyakitpenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Sejauh ini, imunisasi yang sudah disediakan oleh pemerintah meliputi, hepatitis B, Polio, BCG, DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), Campak, dan Meningitis "Sebanyak 80 persen bayibayi kita di tingkat desa sudah memperoleh imunisasi dasar lengkap. Ini juga terkait dengan prinsip keadilan. Bahwa mereka anakanak kita yang berada didaerah terpencil pun harus diberikan vaksinasi, bukan hanya yang di kota besar," katanya. Sementara itu, dr. Soedjatmiko, SpA (K), MSI, Sekretaris Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, pemberian imunisasi sangat penting dilakukan demi merangsang kekebalan spesifik bayi dan anak untuk mematikan kuman dan racun yang dihasilkan oleh kuman yang masuk ke dalam tubuh. Adalah hal yang wajar apabila pasca imunisasi anak mengalami demam ringan sampai tinggi, bengkak dan kemerahan pada lokasi suntik. Pasalnya, hal tersebut akan hilang dalam 34 hari, meskipun kadangkadang ada yang berlangsung lebih lama. "Vaksin tidak melemahkan kekebalan tubuh, tetapi justru merangsang peningkatan kekebalan tubuh yang spesifik terhadap kuman atau racunnya," ucapnya. Bayi dan anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap hanya mempunyai kekebalan yang rendah untuk melawan kuman dan racun, sehingga mudah terserang penyakit berbahaya. Soedjatmiko menegaskan, imunisasi selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran penyakit ke orangorang yang ada disekitar. Apabila ini dibiarkan, dapat menimbulkan wabah yang menyebar kemanamana dan menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak. "Perlindungan imunisasi memang tidak 100 persen, artinya setelah diimunisasi, bayi dan anak masih bisa terkena penyakit. Tetapi kemungkinan hanya kecil sekitar 515 persen," jelasnya.   Sumber : (http://health.kompas.com/read/2011/07/23/0802586/2014..Seluruh.Anak.Dapat.Imunisasi.Dasar.Lengkap)

Tagged :