Cegah Penyakit “Silent Killer” Hepatitis B dengan Vaksinasi
Admin | Kamis, 15 Februari 2018
Virus Hepatitis B (VHB) seperti namanya spesifik menyerang organ hati. Sebagian orang yang terinfeksi VHB tidak mengalami gejala penyakit hingga bertahun-tahun setelah pertama kali virus masuk ke dalam tubuh orang tersebut. Hepatitis B sering juga disebut sebagai penyakit silent killer. Karena, jika tidak tepat dan cepat ditangani, Hepatitis B bisa menyebabkan kematian. Setiap satu menit, satu orang di seluruh dunia meninggal karena terinfeksi Hepatitis B. Terinfeksi VHB dapat menyebabkan sirosis, kanker hati, hingga gagal hati.
Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa dirinya terpapar Hepatitis B, sebab gejalanya pun tidak terlihat. Itulah yang menyebabkan penyakit ini mudah ditularkan kepada orang lain tanpa disadari. Penularan Hepatitis B dari satu orang ke orang lain dapat menyebar melalui darah, cairan tubuh, dan luka. Fakta lain, VHB 10 kali lebih sering penularannya dibanding HIV. Bahkan, VHB dapat menyebar 100 kali lebih cepat dari HIV.
Dalam satu mililiter darah seseorang yang terinfeksi VHB bisa mengandung satu miliar virus. Selain berada di dalam darah, virus ini juga dapat hidup pada satu benda (objek) selama 7 hari. Di Indonesia sendiri, hasil riset Kesehatan Dasar pada yang dirilis pada 2015 menunjukkan bahwa penderita hepatitis di Indonesia diperkirakan mencapai 28 juta orang, dimana setengah di antaranya berpotensi untuk menjadi kronis, dan 10 persen dari risiko kronis tersebut akan mengalami sirosis atau bahkan kanker hati.
Diagnosis Pada Hepatitis B
Diagnosis Hepatitis B dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan darah, yakni tes antigen dan antibodi untuk virus Hepatitis B, serta pemeriksaan darah untuk melihat fungsi hati. Ada tiga jenis pemeriksaan antigen dan antibodi untuk Hepatitis B, yakni Hepatitis B surface antigen (HbsAg), Hepatitis B core antigen (HbcAg), antibodi Hepatitis B surface antigen (anti-HbsAg). Masing-masing tes ini memiliki fungsi yang berbeda, dan akan dijelaskan lebih mendetail pada bagian diagnosis.
Tes fungsi hati dilakukan untuk memeriksa kemungkinan menderita penyakit hati lainnya. Hal ini dikarenakan gejala Hepatitis B seringkali menyerupai penyakit lainnya, terutama gangguan di hati. Pada pemeriksaan ini, akan dilihat apakah terdapat peningkatan enzim hati, yang menandakan bahwa hati Anda sedang berada di bawah tekanan atau sedang mengalami gangguan tertentu.
Pencegahan Hepatitis B
Langkah paling efektif untuk mencegah virus Hepatitis B adalah dengan melakukan vaksin. Di Indonesia sendiri, vaksin Hepatitis B termasuk vaksin wajib dalam imunisasi. Proses pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia 1 bulan, dan pada saat anak berusia 3-6 bulan. Meskipun begitu, orang dewasa dari segala usia pun dianjurkan untuk menerima vaksin Hepatitis B, terutama apabila mereka berisiko tinggi tertular Hepatitis B.
Bayi yang baru lahir harus segera mendapatkan vaksin Hepatitis B sebab separuh anak yang terkena Hepatitis B ternyata terinfeksi dari ibunya. Sekitar 95% infeksi VHB di Asia ditransmisikan secara vertikal dari ibu hamil ke bayi yang baru dilahirkannya, sedangkan sisanya (5%) ditularkan selama hamil. Semakin muda usia seseorang terkena Hepatitis B, semakin besar risiko mengalami kanker hati atau sirosis hati di kemudian hari.
Sumber:
Arifianto, dr. 2013. Pro Kontra Imunisasi (Agar Tak Salah Memilih Kesehatan Buah Hati). Noura Books: Jakarta
sehatmagz.com
kompas.com
alodokter.com
Tagged :