Industri Vaksin Iran Butuh Bantuan Bio Farma

Admin | Jumat, 2 November 2012

Industri vaksin Iran membutuhkan bantuan PT Bio Farma untuk mengembangkan diri agar menjadi industri vaksin yang mandiri, terutama dalam memenuhi kebutuhan vaksin di negara para Mullah tersebut. "Kami punya banyak keterbatasan sehingga kami membutuhkan bantuan dari Bio Farma. Kita bisa saling mengisi kekurangan masingmasing," kata Dr. Mohammad Azizi selaku Deputy Director of Pasteur Institute of Iran (PII) di sela Konferensi Produsen Vaksin NegaraNegara Berkembang (DCVMN) Ke13 di Kuta, Bali, Kamis (1/11). Menurut Azizi, masyarakat Iran sudah sangat familiar dengan beragam jenis vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma, seperti DPT, polio, dan campak. "Sebenarnya, tidak hanya kami, tetapi juga negaranegara Islam lain membutuhkan vaksin dari Bio Farma," kata salah satu delegasi Iran yang menghadiri konferensi DCVMN hingga 2 November 2012 itu. Ia menganggap Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia sangat penting bagi Iran, termasuk untuk kepentingan berbagi pengalaman tentang produksi vaksin, baik secara kuantitas maupun kualitas. "Bagi kami, suatu kehormatan yang besar bisa menghadiri pertemuan ini karena yang mengundang adalah negara Islam terbesar di dunia," kata Azizi. Dia berpendapat industri vaksin menjalankan pekerjaan yang mulia. "Di dalam ajaran Islam tidak boleh melukai satu sama lain. Dengan menolak vaksin, berarti sama dengan melukai dirisendiri atau orang lain. Bahkan, di dalam Alquran disebutkan, menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan seluruh umat manusia," katanya. PII selama ini juga memproduksi vaksin yang sama dengan vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma, seperti DPT, polio, dan campak. Namun vaksin yang diproduksi di Iran itu belum lulus prakualifikasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Sebelumnya, Iran menganggap bahwa prakualifikasi dari WHO tidak penting. "Namun, setelah melihat potensi pasar, kami memang harus mendapatkan prakualifikasi itu. Saat ini, kami sedang dalam proses untuk mendapatkan prakualifikasi. Kami memperkirakan baru akan mendapatkan prakualifikasi WHO pada tahun 2015," kata Azizi.
Redaktur: Yudha Manggala P Putra
Sumber: Antara
sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/biofarma/12/11/01/mct223industrivaksiniranbutuhbantuanbiofarma

Tagged :