Mana yang Lebih Baik Vaksin DPT atau DPaT ?
Admin | Senin, 18 September 2017
Banyak orang tua yang merasa khawatir jika anaknya mengalami demam pasca imunisasi DPT. Oleh karena itu, banyak orang tua lebih memilih vaksin DPaT sebagai vaksin yang "tidak panas". Tetapi apakah benar demikian ? Faktanya, resiko demam pada anak pada anak yang mendapatkan vaksin DPaT sebetulnya tetap ada. Hanya saja perbandingannya dapat mencapai 1 dari 4 anak. Dengan kata lain, tidak ada vaksin yang bebas demam 100%, begitu pula vaksin DPaT yang disebut sebagai vaksin “tidak panas”. Saat ini para peneliti sedang mengevaluasi kembali perbandingan efektivitas DPT dengan DPaT. Mengingat Amerika Serikat dalam jadwal imunisasinya sudah mengganti penggunaan vaksin DPT dengan vaksin DPaT. Sedangkan di Indonesia hingga saat ini masih memproduksi vaksin DPT yang menggunakan pertussis whole cell.
Ternyata hasil penelitian menunjukan bahwa vaksin DPT ebih melindungi seseorang dari kemungkinan terkena pertusis dibandingkan dengan DPaT. Pemeriksaan adanya kuman pertusis menggunakan alat PCR menunujukan pemberian vaksin DPT sebanyak 4 kali lebih jarang menunjukan hassil PCR yang positif, dibandingkan dengan pemberian vaksin DPaT sebanyak empat kali.
Vaksin DPaT tetap efektiv, hanya saja efektivitas vaksin DPT lebih unggul. Imunitas yang dihasilkan oleh vaksin DPT dapat bertahan lebih lama dibandingkan dengan imunitas hasil vaksin DPaT. Artinya, lama perlindungan vaksin DPaT lebih singkat dibandingkan vaksin DPT dalam mencegah sakit pertusis. Interval waktu dari terakhir kali mendapatkan imunisasi DPaT juga mempengaruhi resiko seseorang terkena pertusis dikemudian hari.
Fakta - fakta tersebut menekankan pentingnya imunisasi booster. Sejauh ini, rekomendasi imunisasi di Indonesia memberikan vaksin DPT/DPaT terakhir di usia 5 - 6 tahun. Mulai usia 7 tahun keatas, termasuk jadwal imunisasi booster pada usia 10 - 12 tahun, diberikan imunisasi Td yang tidak mengandung pertusis. Meskipun demikian vaksin DPaT tetap efektif melindungi bayi dan balita dari saki pertusis. Tetapi penelitian terkini yang dilakukan pada hewan percobaan menunjukan vaksin pertusis aselular tersebut mampu mencegah sakit, tetapi tidak mencegah infeksi (tertular) dan penyebaran kuman Bordatella pertusis.
sumber : Pro Kontra Imunisasi Agar Tak Salah Memilih Demi Kesehatan Buah Hati by dr. Arifianto, Sp.A
Tagged :