Silent Killer Mengintip dari Hati
Admin | Selasa, 9 Oktober 2012
Hati merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sangat vital. Di sinilah berbagai vitamin dan zat besi yang berasal dari makanan tersimpan. Hati juga memproduksi cairan empedu yang berasal dari perombakan sel darah merah. Organ yang satu ini juga berfungsi mengubah glukosa menjadi glikogen serta menyimpannya sebagai cadangan gula. Pembersihan racunracun yang masuk dalam tubuh juga terjadi pada hati.
Untuk itulah, menjaga kesehatan hati sangat penting bila Anda ingin hidup sehat. Banyak hal yang bisa menyebabkan terganggunya fungsi hati. Salah satunya adalah serangan virus hepatitis B. Ironisnya serangan virus ini kerap tanpa gejala. Padahal, bila dibiarkan, hati akan menyebabkan sirosis hati dan berujung pada kanker hati.
Hepatitis B ialah virus yang sudah menginfeksi pada hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol, autoimun pada manusia, atau kelainan mekanisme tubuh. Seringnya mengonsumsi obat yang mengandung parasetamol juga menjadi salah satu penyebabnya. Pada level akut, tubuh penderita akan menguning. Beberapa di antaranya akan mengalami keluhan seperti lemas, mual muntah, dan panas tinggi. Namun, banyak yang mengartikan gejala tersebut sebagai alarm datangnya penyakit lain seperti tifus atau demam berdarah. Alhasil, keberadaan virus hepatitis B malah tidak terkontrol yang akan meningkat menjadi kronik. Bila selama 6 bulan virus menyerang hati tak terkendali, maka akan memicu sirosis hepatitis dan sampai puncaknya menjadi kanker hati.
Sirosis hepatitis merupakan keadaan timbul jaringan ikat atau parut pada hati. Hati menjadi keras dan mengerut. Hati yang awalnya berbentuk besar dan berwarna kemerahan tua, berubah menjadi kecil dan kehitaman. Bila hati sudah terkena sirosis, susah untuk diselamatkan karena hati sudah tak lagi berfungsi.
Lantas, bagaimana mencegahnya? dr Fx Pridady SpPDKGEH menuturkan bahwa untuk menghindarkan sirosis hati, pasien harus mendapat penanganan yang tepat. Hal yang terpenting dilakukan adalah memeriksakan HBsAg. Jika hasilnya negatif, idealnya dilanjutkan dengan pemeriksaan antivirus hepatitis B. Jika tidak ada antivirus hepatitis B, maka lakukan vaksinasi. Vaksinasi berguna untuk membentuk daya tahan tubuh lebih terhadap sejumlah virus dan penyakit, sebut Pridady.
Bila pada pemeriksaan HBsAg positif hepatitis B, maka segera konsultasikan lebih lanjut kepada dokter. Pertama cek sudah berapa lama virus ini menyerang tubuh dan jenis virus tergolong aktif atau pasif. Jika masih awal, maka akan diberi obat entecavir telbuvide lamvidine, adefovir dengan cara diminum seperti obat biasa. Namun,bila virus sudah menginfeksi selama 6 bulan atau sudah pada fase akut, berarti virus hepatitis B aktif berkembang.
Dalam kondisi ini, pasien perlu diberi suntikan interferon. Suntikan ini harus diberi kepada penderita seminggu sekali minimal selama 1 tahun. Saat perawatan sedang berlangsung, penderita diharuskan untuk menghindari alkohol, rokok, dan makanan berlemak. Penderita sebaiknya juga rutin berolahraga ringan agar tubuh tetap segar. Pasien juga harus patuh dan rutin untuk melakukan pengobatan.
Fase akut adalah fase ketika pencegahan untuk tahap yang lebih tinggi, yakni sirosis yang tidak bisa disembuhkan. Pasien harus disuntik selama minimal 1 tahun setiap minggunya. Tentu ini harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal hingga ratusan juta, kata Pridady.
Apakah penyakit ini menular? Untungnya virus ini tidak akan menular secara langsung, seperti lewat udara dan bersentuhan kulit. Hepatitis B hanya tertular melalui darah, yakni sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Cara penularan yang pasti seperti bayi yang lahir dari ibu penderita hepatitis B. Namun, kasus ini sekarang sudah bisa ditangani. Setiap ibu hamil akan diperiksa keseluruhannya, termasuk HBsAg, jika mempunyai virus hepatitis B, ibu dan bayi akan menjalani perawatan ekstra. Bayi akan diberi vaksinasi 2 jam setelah dilahirkan.
Hubungan seks yang berakibat infeksi juga bisa menularkan virus hepatitis B. Begitu juga dengan jarum suntik yang bergantian, serta alatalat pribadi yang kemungkinan akan mengeluarkan darah, seperti pisau cukur, sikat gigi, gunting kuku, dan silet.
Sebenarnya hepatitis B dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini. Caranya dengan melakukan pemeriksaan HBsAg yang dapat mengetahui ada atau tidaknya virus hepatitis B yang dapat merusak hati. (tty)
sumber : http://health.okezone.com/read/2012/10/04/482/698985/silentkillermengintipdarihati
Tagged :