Vaksin Diare Akut Anak-anak Ditemukan
Admin | Kamis, 7 Maret 2013

SAPTONO / ANTARA
Vaksin rotavirus oral baru (RV3) kini sedang dalam tahapan uji klinis untuk pengembangan bagi upaya penyelamatan ribuan bayi yang meninggal akibat diare. Uji klinis secara resmi dimulai awal Maret 2013 untuk diberikan secara oral kepada bayi di kabupaten Klaten Jawa Tengah dan Sleman, DI Yogyakarta.
Vaksin rotavirus oral baru (RV3) kini sedang dalam tahapan uji klinis untuk pengembangan bagi upaya penyelamatan ribuan bayi yang meninggal akibat diare. Uji klinis secara resmi dimulai awal Maret 2013 untuk diberikan secara oral kepada bayi di kabupaten Klaten Jawa Tengah dan Sleman, DI Yogyakarta."Indonesia kini jadi pemimpin dalam upaya pengembangan vaksin untuk atasi diare pada anakanak. Vaksin diberikan dengan cara oral kepada bayi yang baru lahir untuk berikan proteksi sedini mungkin," kata Prof dr Yati Soenarto, Ph.D, Sp.A(K), Guru Besar Fakultas Kedokteran UGM di Yogyakarta, Kamis (7/3).Yati Soenarto menjelaskan kandidat vaksin Rotavirus (RV3) dikembangkan dari strain rotavirus yang unik dan ditemukan secara alami pada bayi sehat yang baru lahir tanpa gejala apapun, kemudian dilindungi dan diproteksi dari rotavirus diaer yang parah pada dua tahun awal hidupnya. RV3 ini akan jadi vaksin yang efektif dan terjangkau serta dirancang untuk bisa diberikan secara oral kepada bayi yang baru lahir.
"Penemuan yang pertama di dunia, ini punya potensi luar biaya untuk menurunkan dan mengurangi penyakit serta kematian pada anakanak yang paling rentan sekalipun di seluruh dunia," katanya.
Vaksin RV3 telah menunjukan bisa ditoleransi dengan baik, dengan satu dosisi pada usia dewasa, anakanak dan banyi di Melbourne Australia. Uji coba klinis juga sukses dilakukan 2011, di New Zealand yang diberikan kepada bayi yang baru lahir dengan tiga dosis pemberian.
"Penelitian uji klinis dilakukan untuk memahamai bagaimana sistem imun merespon vaksin tersebut, seberapa baik vaksin bisa melindungi diare yang berat pada bayibayi dan dipantau hingga 18 bulan usia bayi," kata Prof Yati Soenarto.
Jarit At Thobari, anggota peneliti dari Kantor Penelitian Bagian Anak, UGMRS Sardjito Yogyakarta menjelaskan kerjasama dilakukan bersama dengan Murdoch Childrens Research Institute (MCRI) Melbourne dan perusahaan Farmasi, Bio Farma.
dr Novilia Syafri Bachtiar dari PT Bio Farma (Persero) Indonesia menjelaskan hingga kini untuk produksi vaksin memang belum produksi secara massal dan masih dalam jumlah terbatas. Secara teknis, perusahaan pembuat vaksin dalam negeri ini siap produksi setelah proses uji klinis selesai.
Prof Julie Bines, dari Murdoch Childrens Research Institute menyatakan dengan dihasilkan vaksin rotavirus (RV3) yang diteliti sejak tahun 1976 dan sudah diujikan di beberapa negara itu, diharapkan bisa mengurangi penyakit diare yang melanda dunia. "Harapan kita, diare yang serang anakanak bisa dihilangkan," kata Julie.
(sumber:http://www.jurnas.com/news/84552)
Tagged :