
Tuberkolosis atau TB adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini terutama menyerang organ paru-paru sehingga jenis TB tersering adalah TB paru. Kuman TB masuk ke dalam paru-paru melalui saluran napas. Bakteri penyebab TB ditularkan lewat percikan dahak/ludah yang mengandung kuman TB, seperti dari penderita batuk atau bersin, sehingga bakteri tersebar dan dapat menginfeksi orang lain.
Vaksin yang digunakan untuk mencegah sakit TB adalah BCG
(Bacille Calmette-Guerin). Vaksin BCG adalah vaksin yang berisi kuman
Mycobacterium bovis yang dilemahkan. Vaksin BCG memiliki efek perlindungan terhadap tuberkulosis (TB) berat dan radang otak akibat TB.
Vaksin BCG disuntikkan secara intradermal, yaitu ke dalam kulit sehingga membentuk benjolan (indurasi). Tempat penyuntikan BCG yang dianjurkan oleh WHO
(World Health Organization) adalah daerah lengan atas (deltoid). Berdasarkan kesepakatan, penyuntikan dilakukan di lengan atas sebelah kanan. Setelah peyuntikan vaksin BCG, umumnya terjadi bisul atau luka bernanah pada area lengan bekas suntikan. Hal ini disebabkan karena vaksin BCG mengandung bakteri hidup, sehingga penyuntikannya akan menyerupai infeksi alamiah, dimana tubuh melakukan respons imun dan terbentuk bisul.
Awalnya bekas suntikan akan mengalami kemerahan yang diikuti bisul berisi nanah yang kemudian akan mengering dan menimbulkan jaringan parut. Jika anak belum pernah terpapar oleh kuman TB, maka reaksi bisul BCG terjadi dalam kurun waktu 2 sampai 12 minggu (paling sering antara 4 sampai 6 minggu). Jika bisul muncul kurang dari 1 minggu, maka, kemungkinan besar bayi atau anak tersebut telah terpapar kuman TB sebelumnya sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan. Reaksi ini disebut dengan reaksi cepat BCG
(accelerated BCG reaction).
Secara alamiah, bisul akan sembuh dan meninggalkan bekas berupa jaringan parut berdiameter 4-8 mm. Jaringan parut biasanya terbentuk dalam waktu 3 bulan. Jika tidak terbentuk bisul, bukan berarti vaksin BCG gagal atau tidak terbentuk proteksi, sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan pemberian vaksin walaupun bisul atau jaringan parut tidak terbentuk.
Bisul yang diakibatkan vaksin BCG di area penyuntikan tidak berbahaya, sehingga para orangtua tidak perlu khawatir. Anak perlu dibawa ke dokter apabila terjadi bengkak yang hebat, demam tinggi lebih dari lima hari, nanah yang banyak atau yang disebabkan oleh penyuntikan yang tidak steril (bukan akibat reaksi normal dari BCG).
Sumber: Arifianto. 2014.
Pro Kontra Imunisasi Agar Tak salah Memilih Demi Kesehatan Buah Hati. Jakarta: PT Mizan Publika, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dan
https://health.detik.com/