Bahayanya Virus Rubella pada ibu hamil kepada bayinya

Admin | Selasa, 30 Agustus 2016

images

Campak jerman disebut juga sebagai rubella, german measles adalah infeksi virus yang menular terutama menyerang kulit dan kelenjar getah bening, pada kulit dikenal dengan ruam berwarna merah yang khas dan pada kelenjar getah bening menimbulkan pembesaran (pembengkakan). Rubella tidak sama dengan campak (rubeola) yang telah kita bahas sebelumnya, meskipun sama sama menimbulkan ruam merah pada kulit. Karena, rubella ini disebabkan oleh virus yang berbeda dengan campak (rubeola) sehingga penularannya pun sedikit berbeda. Penyakit ini umumnya ringan pada anak-anak, namun berbahaya pada wanita hamil karena dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital yang mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi bahkan kematian bayi dalam kandungan. WHO memperkirakan tiap tahun terdapat sekitar 100.000 bayi di dunia yang terlahir dengan sindrom ini. Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi, seperti tuli, katarak, penyakit jantung kongenital, kerusakan otak, organ hati, serta paru-paru. Diabetes tipe 1,hipertiroidisme, hipotiroidisme, serta pembengkakan otak juga dapat berkembang pada anak yang terlahir dengan sindrom ini. Sejak adanya program vaksinasi, jumlah kasus rubella yang tercatat secara global berkurang secara signifikan. Pada tahun 2012, penderita rubella di Asia Tenggara yang tercatat oleh WHO adalah sekitar 6.500 jiwa. Di Indonesia sendiri, Riskesdas melaporkan bahwa terdapat lebih dari 400 kasus rubella yang tercatat di Indonesia pada tahun 2011. Penderita rubella pada anak-anak cenderung mengalami gejala-gejala yang lebih ringan daripada penderita dewasa. Tetapi ada juga penderita rubella yang tidak mengalami gejala apa pun dan tetap dapat menularkan rubella.Penyakit ini umumnya membutuhkan waktu sekitar 14-21 hari sejak terjadi pajanan sampai menimbulkan gejala. Gejala-gejala umum rubella meliputi:
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Hidung tersumbat atau beringus.
  • Tidak nafsu makan dan mual.
  • Iritasi ringan pada mata.
  • Pembengkakan kelenjar limfa pada telinga dan leher.
  • Ruam berbentuk bintik-bintik kemerahan yang awalnya muncul di wajah lalu menyebar ke badan, tangan, dan kaki. Ruam ini umumnya berlangsung selama 1-4 hari.
  • Nyeri pada sendi, terutama pada penderita wanita.
Begitu terinfeksi, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 5-7 hari. Masa penularan tertinggi penderita rubella biasanya pada 1-5 hari setelah ruam muncul. Cara penularan Rubella ini juga dapat ditularkan dari ibu hamil ke anaknya yang belum lahir melalui aliran darah. jika rubella ini mengenai ibu hamil, dengan konsekuensi gangguan pada janin yang dikandungnya. Dengan perkiraan 90% bayi yang lahir dari ibu yang memiliki rubella selama 11 minggu pertama kehamilan akan mengembangkan sindrom rubella bawaan atau dikenal dengan istilah sindrom rubella kongenital, yaitu mengalami satu atau beberapa kelainan berikut:
  • Retardasi pertumbuhan
  • Keterbelakangan mental
  • Katarak
  • Tuli bawaan
  • Cacat jantung bawaan
  • Cacat pada organ lain
Risiko tertinggi untuk janin selama trimester pertama, tetapi paparan virus pada kehamilan usia berapapun juga berbahaya Pencegahan rubella yang paling efektif adalah dengan vaksinasi, terutama bagi wanita yang berencana untuk hamil. Sekitar 90 persen orang yang menerima vaksin ini akan terhindar dari rubella. Pencegahan rubella tergabung dalam vaksin kombinasi MMR yang juga mencegah campak dan gondong. Vaksin ini termasuk dalam daftar imunisasi wajib bagi anak di Indonesia. Vaksin MMR dapat dijalani kapan saja, tapi umumnya diberikan saat anak berusia satu tahun tiga bulan dan diulangi saat anak berusia enam tahun. Wanita yang merencanakan kehamilan juga dianjurkan memeriksakan diri melalui tes darah. Jika hasil tes menunjukkan bahwa seorang wanita belum memiliki kekebalan terhadap rubella, dokter akan menganjurkannya untuk menerima vaksin MMR. Setelah itu, dia harus menunggu minimal empat minggu untuk hamil. Harap diingat bahwa vaksinasi ini tidak boleh dijalani saat sedang hamil. Selain vaksin, mencegah penularan dan penyebaran rubella juga penting. Cara-caranya meliputi:
  • Hindari kontak dengan penderita sebisa mungkin, khususnya untuk ibu hamil yang belum menerima vaksin MMR dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
  • Pindahkan penderita ke ruangan terpisah yang jauh dari anggota keluarga.
  • Menjaga kebersihan diri, misalnya selalu mencuci tangan sebelum makan, setelah bepergian, atau jika terjadi kontak dengan penderita.
Sumber: alodokter.com mediskus.com

Tagged :