Batuk 100 Hari Yang Mematikan

Admin | Jumat, 13 September 2013

  tbcohekihek Batuk merupakan salah satu penyakit yang sering diderita oleh setiap orang yang sebagian besar disebabkan karena adanya masalah pada sistem pernafasan.Batuk yang dialami anakanak memang tidak bisa dianggap sepele, apalagi kalau batuk yang diderita buah hati anda tak kunjung sembuh. Tentunya hal ini akan membuat para orang tua khawatir. Salah satu batuk yang kerap kali menyerang anakanak dibawah 1 tahun adalah pertusis. Pertusis dalam kehidupan seharihari lebih dikenal dengan nama batuk rejan atau batuk 100 hari yang disebabkan oleh jenis bakteri yang disebut Bordetella Pertussis. Jenis batuk ini bukan jenis batuk biasa yang kita alami karena batuk ini berlangsung lama tidak terkendali, dapat membuat kesulitan dalam bernafas dan terkadang terdengar seperti suara menggonggong (whooping cough) tetapi gejala penyakit ini mirip dengan flu biasa. Pertusis banyak dialami pada bayi, anak kurang dari 5 tahun terutama yang belum mendapatkan imunisasi, demikian juga dengan anak lebih dari 12 tahun dan orang dewasa. Pertusis hanya ditemukan pada manusia dan menyebar dari orang ke orang, salah satu penyakit yang sangat menular. Penyakit pertusis biasanya menyebarkan penyakit melalui batuk atau bersin dengan orang lain yang terdekat, yang kemudian menghirup bakteri pertusis. Di Indonesia sendiri banyak yang mengalami penyakit pertusis terutama bayi karena terinfeksi dari orang dewasa, orang tua, saudara bahkan pengasuh yang tidak tahu bahwa mereka memiliki penyakit pertusis. Bayi yang terkena penyakit ini sebaiknya diisolasi dalam kamar yang tenang, hindari makanan yang sulit ditelan. Untuk meringankan batuknya, kompres dada buah hati anda dengan air hangat atau gosoklah dadanya dengan minyak kayu putih. Gejala umum penyakit ini biasanya muncul 5 sampai 20 hari setelah terinfeksi dan ditandai dengan flu, batuk, pilek, radang tenggorokan dan biasanya disertai dengan demam. Batuk pada penyakit ini sangat khas yaitu batuk kering yang disertai dengan tarikan nafas karena batuk yang terus menerus terjadi. Batuk ini dapat menyebabkan muntah atau kehilangan kesadaran yang singkat. Setelah sekitar 1 sampai 2 minggu, batuk bisa berlangsung selama lebih dari 1 menit. Penyakit ini menjadi berat pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan terutama yang belum mendapatkan imunisasi bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit batuk 100 hari tidak bisa hilang dengan sendirinya tanpa adanya obat seperti antibiotik. Ada beberapa cara untuk mencegah dari batuk 100 hari atau pertusis, seperti:
  • Menghindari orang yang terinfeksi
  • Segera deteksi dini jika mengalami batuk yang disertai dengan sesak nafas
  • Melakukan vaksinasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus), vaksin ini cukup signifikan untuk mencegah penyakit pertusis.
Apabila buah hati anda terkena penyakit pertusis, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua, seperti: a. Langkah pertama dengan tenangkan dahulu kondisi emosional kita agar bisa berfikir jernih terutama ketika buah hati batukbatuk b. Usap dan pijatlah badan buah hati anda terutama didaerah punggung, dada membantu untuk melancarkan pernafasan dan usapan dari orang tua akan membuat buah hati merasa nyaman c. Batuk rejan atau batuk 100 hari akan memicu dahak atau lendir keluar, maka siapkan tempat untuk menampung dahak tersebut lalu jangan lupa bersihkan kembali tempat tersebut setelah dipakai d. Untuk menjaga daya tahan tubuh buah hati, maka jangan lupa memberikan nutrisi yang cukup e. Jangan biarkan buah hati anda bermain kecapaian. Awasi selalu buah hati anda agar tidak menguras banyak energi f. Beri buah hati ruangan yang cukup dan hindari dari ruangan berasap rokok Cara terbaik untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan imunisasi, pemberian vaksin yang terdiri dari kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan akan membuat bayi kebal tapi tidak seumur hidup. Daya perlindungannya akan berkurang saat dia dewasa. Vaksin ini akan diberikan bersamasama dengan vaksin difteri dan tetanus. Karenanya,imunisasi yang diberikan saatbayi2 bulan adalah DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus).     Sumber: dari berbagai sumber

Tagged :