
Banyak yang mengira semua Hepatitis adalah penyakit hati yang sama. Padahal faktanya, hepatitis memiliki beberapa jenis yang berbeda serta mempunyai daya tular dan daya pengobatan yang berbeda pula. Hepatitis yang terjadi di Indonesia paling banyak disebabkan oleh virus Hepatitis A, B, dan C.
Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang biasanya disebabkan oleh virus. Adanya peradangan tersebut disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam tubuh seseorang melalui berbagai macam faktor diantaranya pola hidup yang tidak sehat. Hepatitis A, B, dan C sama-sama disebabkan oleh virus, yaitu Hepatitis Virus tipe A (HVA), Hepatitis Virus tipe B (HVB) dan Hepatitis Virus tipe C (HVC). Namun, ketiga virus tersebut menular dengan media yang berbeda.
Untuk membedakan gejala penyakit yang lebih spesifik dari Hepatitis A, B, dan C, sebagai berikut:
Hepatitis A
Hepatitis Virus tipe A (HVA) dapat menular melalui
fecal oral, yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan penderita. Gejala Hepatitis A biasanya tidak muncul sampai penderita memiliki virus selama beberapa minggu. Hepatitis A sangat terkait dengan pola hidup bersih. Infeksi Hepatitis A tidak menimbulkan komplikasi jangka panjang – seperti kanker hati dan sirosis hati pada Hepatitis B dan C.
Tanda dan gejala Hepatitis A: Kelelahan, mual dan muntah, nyeri perut atau rasa tidak nyaman terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk), kehilangan nafsu makan, demam,
urine berwarna gelap, nyeri otot, serta menguningnya kulit dan mata.
Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah dari toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus Hepatitis A. Kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.
Pencegahan untuk Hepatitis A adalah dengan melakukan vaksinasi.
Hepatitis B
Hepatitis Virus tipe B (HVB) dapat menular melalui darah dan cairan tubuh manusia yaitu kontak seksual, penularan dari ibu ke janin dalam kandungan, dan melalui suntikan atau transfusi darah yang tercemar virus Hepatitis B, seperti pengguna narkoba suntik, pengguna alat kesehatan (jarum, pisau, gunting) yang tidak steril, tindik, tato, pisau cukur, dan gunting kuku. Berbeda dengan Hepatitis A, Virus Hepatitis B pada sebagian orang dapat menyebabkan Hepatitis B kronis, menyebabkan gagal hati, kanker hati atau sirosis.
Tanda dan gejala Hepatitis biasanya muncul sekitar 3 bulan setelah terinfeksi dan dapat berkisar dari ringan sampai parah. Diantaranya: Sakit perut,
urine gelap, demam, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, kelemahan dan kelelahan, serta kulit dan bagian putih mata menguning.
Kebanyakan orang yang terinfeksi Hepatitis B di saat dewasa sepenuhnya pulih. Namun, bayi dan anak-anak jauh lebih mungkin untuk mengembangkan infeksi Hepatitis B kronis. Penyakit Hepatitis B bukan tidak bisa disembuhkan, namun proses pengobatannya biasanya dilakukan dalam jangka waktu lama atau bahkan seumur hidup. Jika tidak diobati, Hepatitis B bisa berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.
Pencegahan untuk Hepatitis B bisa dilakukan dengan vaksinasi.
Hepatitis C
Hepatitis C mempunyai tingkat keparahan yang paling tinggi dibanding Hepatitis A dan B. Sama dengan Hepatitis B, virus Hepatitis C ditularkan lewat darah yang jalan utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan), saling tukar jarum suntik oleh pengguna narkoba suntik serta jarum atau alat tato dan tindik yang tidak steril.
Pada kondisi akut, gejala yang muncul mirip dengan hepatitis A dan B. Hingga pada tahap kronis akan menunjukkan ciri-ciri pembengkakan hati yang akan mengalami rasa sakit pada perut bagian kanan, penurunan berat badan secara drastis, sulit berkonsentrasi, hingga mengalami pembengkakan pada perut dan kaki serta kondisi kronis lainnya yang ditimbulkan. Pada kondisi kronis hepatitis B, Hepatitis C juga berujung terjadinya kanker hati atau sirosis hati.
Virus hepatitis C adalah virus yang secara genetik amat variatif dan memiliki angka mutasi tinggi, sehingga memungkinkan generasi virus yang beraneka ragam. Hingga saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi virus Hepatitis C. Tetapi untuk pencegahan, dapat dilakukan dengan tidak menggunakan jarum atau alat cukur yang sama dengan orang yang telah terinfeksi.

Sumber: Arifianto. 2014.
Pro Kontra Imunisasi Agar Tak salah Memilih Demi Kesehatan Buah Hati. Jakarta: PT Mizan Publika,
https://health.detik.com/, dan
https://www.dokter.id/