
Sebanyak 6500 kasus diberbagai Negara termasuk Indonesia akibat terkena penyakit campak sempat terjadi pada tahun 2011 lalu bahkan beberapa tahun lalu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan penghentian sementara proses adopsi untuk anakanak dari Institut Zhuzhou Kesejahteraan anak di Provinsi Hunan di China, yang mengalami wabah campak. Penyakit ini biasanya terjadi satu kali dalam hidup pada bayi,anakanak bahkan orang dewasa.Campak atau yang dikenal dengan nama ilmiah morbili atau Rubeola adalah sejenis penyakit infeksi menular yang diakibatkan oleh virus (Paramiksovirus) yang sangat menular yang berada dalam lendir di hidung dan tenggorokan orang yang terinfeksi , yang kemudian akan menimbulkan ruam merah pada kulit penderita selama infeksi terjadi.
Campak atau yang lebih dikenal dengan sebutan tampek ini mudah terjangkit pada orang yang daya tahan tubuhnya serta asupan gizinya kurang.Biasanya campak terjadi selama 1014 hari,dimana penderita dapat menularkan penyakit sejak hari 24 sebelum timbul ruam dan 4 hari setelah timbulnya ruam,oleh karena itu jika seseorang terjangkit penyakit campak maka harus beristirahat total selama kurang lebih 14 hari agar tidak ada penyebaran virus.
Gejala awal tampek dapat ditandai dengan demam,sakit tenggorokan,hidung meler,batuk,nyeri otot,dan mata merah,gejala tersebut terjadi di awal terinfeksi dan setelah 35 hari maka timbul ruam.Ruam tersebut ada yang datar(hanya merah) dan ada juga yang seperti benjolan bentol dan keduanya akan terasa gatal di kulit,ruam pertama muncul pada bagian belakang telinga dan menyebar kebagian wajah serta seluruh badan.Puncak penyakit terjadi ketika ruamnya semakin meluas dan adanya peningkatan suhu tubuh hingga 40??C,35 hari kemudian suhu tubuh akan semakin menurun dan ruam pun sedikit demi sedikit akan memudar menjadi noda hitam lalu hilang.
Penularan campak dapat terjadi melalui udara dan air liur, tetesan yang mengandung virus yang menyebar melalui udara dengan bersin dan batuk. Virus ini dapat tetap aktif dan menular pada permukaan yang terinfeksi selama dua jam.Maka menjaga kontak langsung di udara bebas sangatlah penting dilakukan dan juga menjaga kebersihan tubuh dengan cara mandi sebanyak 2x sehari juga penting.Oleh karena penyebarannya begitu mudah maka kita harus menjaga daya tahan tubuh kita agar tetap sehat.
Pada beberapa kasus dimana suhu tubuh dan gizi kurang,maka penyakit ini akan mengakibatkan komplikasi penyakit yang cukup serius seperti Infeksi bakteri (Pneumonia dan Infeksi telinga tengah),kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan,ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada 1 dari 1,0002.000 kasus,dan pada kasus biasa juga penyakit ini dapat menyebabkan kejang/step jika suhu badan terus meningkat.
Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksin campak secara rutin pada bayi pada bagian paha atau lengan atas pada anak.Vaksin yang digunakan biasanya vaksin MMR/mumps, measles,dan rubella.Anakanak harus menerima dua dosis vaksin campak pada usia 1215 bulan dan pada usia 46 tahun,dosis kedua dapat diterima di segala usia, asalkan setidaknya 28 hari setelah dosis pertama.Bagi orang dewasa sekitar 18 tahun harus menerima setidaknya satu dosis vaksin kecuali mereka telah memiliki campak atau telah divaksinasi sebelumnya. Pemberian vaksin ini sangat aman sehingga tidak ada efek samping yang mengkhawatirkan,kalau pun ada itu sangat jarang sekali dan hanya menderita diare atau demam selama beberapa hari dan kadang juga timbul bercak kemerahan seperti campak namun hal itu langka sekali.(SLV)
Sumber :
http://gejalapenyakitlo.blogspot.com/2013/11/caramengatasidanmencegahpenyakit_6691.html
http://www.jepitjemuran.com/ciricirigejaladanpenyebabpenyakitcampakpadaanak/
http://buletinsehat.com/penyembuhancampak
http://buletinsehat.com/penyembuhancampakpadaorangdewasa
www.childrenclinic.wordpress.com
http://lifereactor.com/imunisasicampakpadaanak/
http://www.cdc.gov/mmwr//preview/mmwrhtml/mm53d409a1.htm
http://www.newsmedical.net/news/2004/04/16/46/Indonesian.aspx
http://www.newsmedical.net/news/2004/04/16/46/Indonesian.aspx