19 Juta Anak Belum Terjangkau Imunisasi
Admin | Selasa, 24 Juli 2012

Demikian diungkapkan organisasi medis kemanusiaan dunia M?®decins Sans Fronti?¿res (MSF) atau Dokter Lintas Batas dalam sebuah siaran pers menyambut Hari Anak Nasional yang jatuh pada Senin (23/7/2012) ini.
Menurut MSF, sekitar 70 persen dari anakanak di Kongo, India, Nigeria, Ethiopia, Indonesia, dan Pakistan belum terjangkau program imunisasi rutin tersebar. Rencana Aksi Vaksinasi Global senilai 10 milyar dolar AS akan sulit tercapai jika masalahmasalah utama pelaksanaan program imunisasi rutin masih belum terpecahkan.
Walaupun telah dibahas dalam pertemuan Dewan Kesehatan Dunia ke65 yang dihadiri oleh para menteri kesehatan sedunia di Jenewa, Swiss, pada bulan Mei tahun ini, Rencana Aksi Vaksinasi Global cenderung berfokus pada pengembangan vaksinvaksin baru untuk proyek vaksinasi selama 10 tahun ke depan dan tidak banyak membahas tentang perbaikan sistem vaksinasi yang ada saat ini.
Rencana Aksi Vaksinasi Global didasari atas asumsi bahwa pelaksanaan programprogram imunisasi dasar telah berjalan dengan baik, dan sayangnya hal ini bukanlah kenyataan yang ditemui di berbagai wilayah tempat MSF bekerja. Untuk bisa menjangkau anakanak yang belum terjangkau imunisasi kita perlu memprioritaskan pengembangan vaksin yang lebih murah, lebih mudah digunakan dengan sistem pengelolaan yang lebih efisien, serta lebih gampang dibawa/dikirim ke berbagai lokasi imunisasi, ungkap Kate Elder, Penasehat Kebijakan Vaksinasi MSF. Mayoritas vaksin yang tersedia saat ini diberikan dalam bentuk suntikan yang membutuhkan bantuan petugas kesehatan yang telah terlatih, dimana hal ini masih menjadi kendala utama di negaranegara dengan keterbatasan jumlah petugas kesehatan. Untuk bisa mendapatkan paket vaksinasi lengkap, bayi/anakanak harus mendatangi ke pusatpusat imunisasi sebanyak lima kali dalam 12 bulan pertama kehidupan mereka. Hal ini masih menjadi masalah besar bagi anakanak yang tinggal di wilayahwilayah negara berkembang yang terisolasi serta sulit dijangkau, atau mereka yang terkendala masalah biaya transportasi. Selain itu, vaksin juga harus disimpan dalam temperatur dingin yang merupakan salah satu masalah logistik terbesar untuk menjangkau negaranegara berkembang dengan iklim panas tanpa sistem penyimpanan pendingin dan akes aliran listrik yang memadai. Menurut Elder, pemerintah negaranegara berkembang perlu mendesak pentingnya pengembangan produkproduk vaksin yang lebih murah, lebih mudah dikelola dan digunakan, dengan sistem penyimpanan yang lebih efisien, serta lebih gampang dibawa/dikirim sehingga upaya pelaksanaan programprogram imunisasi rutin bisa lebih mudah menjangkau lebih banyak anakanak. Apalagi di tahun 2015 mendatang, sekitar 14 negara akan kehilangan jatah dukungan donor GAVI (Global Alliances for Vaccines and Immunizations) atau Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi. Hal ini, ditambah dengan peluncuran vaksinvaksin baru yang lebih mahal, berpotensi meningkatkan harga satu paket vaksinasi lengkap di negaranegara berkembang mencapai 38 dolar per anak. Secara global, 20 persen bayi yang lahir setiap tahunnya tidak mendapatkan imunisasi dasar yang dapat melindungi mereka dari berbagai penyakit mematikan yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi. Penyakit campak masih tetap menghantui negaranegara Asia. Setiap tahunnya, MSF memberikan vaksinasi kepada lebih dari 10 juta orang melalui intervensi tanggap darurat terhadap wabah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah melalui imunisasi seperti campak, meningitis, dan diferi. MSF juga mendukung upayaupaya imunisasi rutin melalui proyekproyek pelayanan kesehatan ibu dan anak. (*)Sumber:
http://health.kompas.com/read/2012/07/23/08130248/19.Juta.Anak.Belum.Terjangkau.Imunisasi
Tagged :