CAMPAK MASIH MENGANCAM DUNIA

Admin | Selasa, 24 Maret 2015

Kesehatan merupakan hal mutlak yang harus diperhatikan. Tidak hanya untuk diri sendiri, kesehatan juga berperan penting untuk kemajuan suatu bangsa. Namun, ada beberapa masalah kesehatan yang dihadapi oleh berbagai negara di dunia. Salah satunya adalah campak. Penyakit ini sangat potensial untuk menimbulkan wabah.

Dalam bahasa medis, campak dikenal dengan nama morbili. Campak adalah penyakit pernafasan yang mudah menular. Virus campak menular melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Campak disebabkan adanya infeksi virus yang hidup pada cairan lendir disaluran hidung, tenggorokan dan didalam darah.

67penyakitcampak

Sebelum ditemukannya vaksin untuk campak, lebih dari 90% anakanak dibawah usia 15 tahun terinfeksi penyakit campak. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian akibat campak di seluruh dunia mengalami penurunan sebesar 78% pada beberapa tahun terakhir, yakni dari 526 ribu kasus kematian pada 2000 menjadi 122 ribu kasus kematian pada 2012.

Campak masih banyak ditemui dinegaranegara berkembang, terutama di beberapa bagian Asia dan Afrika. Pasalnya, lebih dari 20 juta orang terkena campak setiap tahunnya disana. Lebih dari 95% dari angka tersebut, kematian akibat campak masih terjadi dinegaranegara dengan pendapatan perkapita yang rendah dan infrastruktur kesehatan yang lemah.

Namun demikian, tidak hanya di negara berkembang. Belakangan ini, campak juga kembali menyerang negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Penyakit yang sebetulnya telah diberantas 15 tahun lalu ini kembali merebak akibat banyaknya orang tua di AS yang menolak memvaksin anak mereka.

Seperti dikutip dari VOA NEWS, meski campak di AS telah diberantas pada 2000, kini campak kembali mewabah. Pada 2014, ada 644 kasus campak. Sementara, pada awal 2015 ini sudah ada 102 kasus. Hal tersebut disebabkan oleh semakin banyaknya masyarakat di AS yang menolak vaksinasi dengan alasan dilarang agama atau tidak percaya dengan manfaat vaksin.

Kendati vaksin campak diberikan secara gratis, masih banyak orang tua di AS yang menolaknya karena merasa negara tidak berhak mengatur urusan pribadi seperti ini. Ada anak yang bereaksi negatif terhadap vaksin. Di internet juga banyak cerita seram tentang dampak vaksin, kata seorang ibu di AS.

Meski campak mudah dicegah dengan vaksinasi dan dapat disembuhkan, campak dapat berbahaya, khususnya pada anak di bawah lima tahun. Sebab, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi paruparu basah, pembengkakkan otak,bahkan kematian.

INDONESIA BELUM BEBAS

Merebaknya kasus campak di negaranegara seprti AS memang perlu diwaspadai. Terlebih, saat ini, Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan kasus luar biasa (KLB). Tingkat penularan infeksi campak sangat tinggi sehingga seringkali menimbulkan wabah.

Penyakit campak termasuk penyakit yang menyerang anakanak. Oleh karena itu, penyakit akibat virus ini seringkali disepelekan. Masyarakat kita pun masih beranggapan bahwa anak yang terkena campak adalah hal yang biasa dan wajar. Hingga saat ini, indonesia belum terlepas dari penyakit campak. Data pada 2011 menunjukan, sebanyak 11.704 kasus penyakit campak telah terjadi. Meski indonesia berhasil menurunkan kematian sebesar 90% akibat campak pada 2010 dibandingkan 2000, pemerintah saat ini terus berusaha menekan angka tersebut lebih jauh.

Kepala badan penelitian pengembangan kesehatan (balitbangkes), kementrian kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan bahwa perubahan iklim mungkin saja memengaruhi kondisi virus. Namun, perubahan tersebut juga lebih memengaruhi kondisi anak, terutama balita. Oleh karena itu, saat terjangkit campak, kemampuan untuk mengobati diri sendiri menjadi menurun atau rentan terhadap penyakit, tentang Tjandra.

Untuk mengantisipasi peredaran penyakit campak di Indonesia, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus terus digalakkan. Contohnya, mencuci tangan setelah memegang hidung atau mulut serta menutup hidung dan mulut pada saat bersin ataupun batuk. Selain itu, pemberian air susu ibu (ASI) secara ekslusif dapat mengurangi risiko terkena campak.

Berikan imunisasi pada (anak) usia sembilan bulan dan memberikan dosis kedua pada saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kepada anak kelas satu SD (sekolah dasar) atau setingkatnya, kata Tjandra.

Pemberian imunisasi tambahan, menurut Tjandra, diperlukan untuk memberikan kesempatan kedua bagi tubuh anak agar mampu membangun sistem imunitas tubuhnya terhadap campak. Hal ini disertai pemantauan kasus di puskesmas, rumah sakit, dan masyarakat.

Penyebab penyakit campak adalah virus yang berasal dari golongan paramyxovirus dengan genus morbilivirus. Gejala yang sering dijumpai dalah demam sekitar tiga atau empat hari diikuti dengan hidung beringus, batuk, disertai bintikbintik merah diseluruh tubuh. Komplikasi yang sering terjadi pada kasus campak adalah diare sedang sampai berat, pneumonia, infeksi telinga bagian tengah, atau ensefalitis (radang otak dengan gejala khas, seperti koma, demam, dan kejang). Kerusakan kornea juga kadangkadang terjadi sehingga menyebabkan kebutaan permanen.

Pengobatan virus tidak ada yang spesifik, tetapi hanya symptomatic atau mengurangi keluhan, seperti obat demam, pemberian antibiotik bila terjadi infeksi sekunder. Yang utama adalah makan dengan gizi seimbang dan istirahat cukup, tegas Tjandra.

Tagged :