Flu Burung Masih Perlu Perhatian Serius
Admin | Selasa, 5 Juni 2012
Jakarta, InfoPublik Meski diperkirakan 45 persen faktor risiko terbesar penularan flu burung disebabkan kontak langsung dengan unggas sakit atau mati, namun risiko penularan flu burung, sekitar 41 persen, juga disebabkan kontak dengan lingkungan tercemar virus (FB). Hal ini perlu menjadi perhatian serius. Hal tersebut dikemukakan Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Kementerian Kesehatan Rita Kusriastuti, dalam keterangan pers, Rabu (30/5), saat menyampaikan hasil kegiatan Diseminasi Hasil Pembelajaran Implementing The National Strategic Plan for Avian Influenza (INSPAI) in Framework for Pandemic Preparedness. Flu Burung (FB) pada manusia adalah penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan pandemik. Sejak dilaporkan pertama kali pada Juli 2005, jumlah kumulatif kasus FB mencapai 189 dengan 157 kematian. Sementara itu, selama JanuariMei 2012, jumlah kasus FB yang dilaporkan sebanyak 6 kasus dengan 6 kematian. Tahun ini, provinsi Bengkulu dan NTB melaporkan adanya kasus FB pada manusia. Kontak tidak langsung dapat terjadi di pasar tradisional, pasar unggas, lingkungan pemukiman dimana pernah terjadi kematian unggas akibat avian influenza (AI), pemakai pupuk kandang yang berasal dari kotoran unggas, lingkungan yang tercemar akibat transportasi unggas atau pembuangan unggas mati yang tidak pada tempatnya," ungkapnya. Ia menyatakan guna mengantisipasi potensi pandemik FB, Indonesia telah mengembangkan 10 Rencana Strategis Nasional Flu Burung (FB). Kesepuluh strategi tersebut, yaitu Pengendalian highly pathogenic avian influenza (HPAI) pada hewan, Manajemen kasus FB pada manusia, Perlindungan kelompok risiko tinggi, Surveilans epidemiologi pada hewan dan manusia, Restrukturisasi sistem industri perunggasan, Komunikasi risiko, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat, Penguatan dukungan peraturan, Peningkatan kapasitas, Penelitian kaji tindak serta Monitoring dan evaluasi. Lebih lanjut, ia menjelaskan Uni Eropa mendukung Indonesia dalam melaksanakan rencana strategis nasional untuk FB selama kurun waktu 20072011 melalui Program Implementing the National Strategic Plan for Avian Influenza (INSPAI) dengan berfokus pada penguatan manajemen kasus dan pengendalian infeksi, surveilans, program pasar sehat dan komunikasi risiko, serta meningkatkan pemahaman tentang FB melalui penelitian. Keberhasilan program INSPAI diantaranya, pengembangan 10 ruang isolasi tekanan negatif di 10 RS rujukan FB di Indonesia, program beasiswa Field Epidemiology Training Programme (FETP) bagi 73 petugas kesehatan, percontohan pasar sehat atau Health Food Market (HFM) di 10 lokasi, peningkatan kapasitas melalui pelatihan deteksi dini kasus flu burung bagi 14.500 tenaga kesehatan, pelatihan penanganan kejadian luar biasa bagi 200 petugas surveilans dan pembiayaan 12 proyek penelitian memberikan kontribusi dalam meningkatkan pemahaman epidemiologi, spektrum klinis dan molekul genetik virus H5N1.(dry)
sumber : http://www.bipnewsroom.info/index.php?page=news&newsid=22993
Tagged :