
Indonesia menempati peringkat ketiga penderita hepatitis terbanyak di dunia setelah India dan China, dengan jumlah penderita diperkirakan 30 juta orang mengidaphepatitis B dan C. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan lebih dari dua miliar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B dengan angka kematian 250 ribu orang per tahun dan 170 juta penduduk dunia mengidap hepatitis C dengan tingkat kematian 350 ribu orang per tahun.
Indonesia adalah negara dengan tingkat endemisitas Hepatitis B tinggi yaitu lebih dari 8 persen, di mana 1,5 juta orang Indonesia berpotensi mengidap kanker hati. Dengan kondisi seperti itu, Indonesia memerlukan upaya global untuk pencegahan dan pengobatan hepatitis yang komprehensif. Penyakit Hepatitis di Indonesia telah terpantau sejak lama melalui upaya pengendalian penyakit mulai upaya promotif, preventif, dan kuratif diantaranya melalui imunisasi hepatitis kepada bayi sejak tahun 1997.
Imunisasi merupakan langkah paling efektif untuk pencegahan hepatitis karena penyakit itu bisa dicegah dengan imunisasi (PD3I). Imunisasi dilakukan pada bayi baru lahir atau "birth dose" menggunakan "prefilled injection device. Selain imunisasi, upaya pengendalian hepatitis juga dilakukan dengan berbagai cara seperti promosi perilaku hidup bersih sehat (PHBS), penapisan darah donor oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan pengembangan jejaring surveilans epidomologi hepatitis. Selain itu, juga dibutuhkan pengkajian terhadap upayaupaya inovatif seperti imunisasi pada remaja dan dewasa, deteksi dini dan pengobatan untuk mencegah sirosis, hepatitis serta kanker hati.
Menurut data, lebih dari 2 miliar penduduk dunia telah terinfeksi virus Hepatitis B dan 400 juta diantaranya pengidap kronis. Jumlah penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan mencapai 170 juta orang. Sementara hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan, dari 10.391 serum yang diperiksa, prevalensi HBsAg positif 9,4 persen, berarti di antara 10 penduduk di Indonesia terdapat seorang penderita.
Kondisi tersebut memacu pemerintah untuk melakukan pengendalian penyakit Hepatitis di Indonesia. Keberhasilan pengendalian penyakit ini sangat ditentukan dengan keterlibatan banyak pihak, seperti jajaran lintas sektor pemerintah di pusat dan daerah, organisasi kemasyarakatan, serta dukungan seluruh lapisan masyarakat, termasuk kepedulian masyarakat tentang cara pencegahan, penularan, serta bahaya penyakit Hepatitis yang harus ditingkatkan.
Setiap tanggal 28 Juli diperingati Hari Hepatitis Dunia. Tanggal ini ditetapkan dalam Resolusi Sidang Majelis Kesehatan Sedunia/WHA ke63 Mei 2010 di Geneva, Swiss. Dalam sidang WHA ke63 ditetapkan 21 resolusi, di antaranya tentang Viral Hepatitis, sekaligus ditetapkan tanggal 28 Juli sebagai World Hepatitis Day. Indonesia merupakan salah satu negara yang mendukung setiap negara di dunia untuk melakukan penanganan Hepatitis secara komprehensif mulai dari pencegahan sampai pengobatan, meliputi berbagai aspek termasuk surveilans dan penelitian.
Sumber : disarikan dari berbagai sumber