Vaksin Baru perlu Uji Klinik

Admin | Senin, 7 Mei 2012

[caption id="attachment_1097" align="alignleft" width="300" caption="Semua Vaksin di Indonesia Telah Lulus Uji Kesehatan"][/caption] Setiap vaksin baru harus melalui proses uji klinik atau Good Clinical Practice (GCP) hal ini merupakan kalimat yang disampaikan dalam sesi pembukaan kegiatan Training GCP & Vaccinology, yang berlangsung selama 3 hari pada tanggal 1719 April yang lalu di hotel Holiday Inn, Bandung. Training yang diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi ini bertujuan untuk memberikan lisensi bagi para peneliti dalam melakukan uji klinik. Sehingga, diharapkan para peneliti tersebut mampu diikutsertakan dalam merealisasikan Center of GCP untuk mendukung proses uji klinik vaksinvaksin baru. Acara yang mengambil tema facing future vaccine clinical trial bekerja sama dengan WHOTDR, UPK UNPAD, dan Bio Farma. Menurut Novilia S. Bachtiar selaku chairman training GCP & vaccinology menyampaikan harapannya agar program ini dapat memfasilitasi terbentuknya pusat Uji Klinik di indonesia. Sehingga, para peserta memiliki kompetensi yang lebih baik lagi ke depannya. Untuk kegiatan selanjutnya pun diharapkan kehadiran para peserta lain yang datang dari pulau lain di Indonesia, agar pengetahuan ini dapat tersebar secara luas dan merata. Training ini hanya diikuti oleh maksimal 25 orang yang telah memiliki kualifikasi sesuai dengan standar WHO. Beberapa perwakilan yang hadir dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, seperti Universitas Padjadjaran, Universitas Brawijaya, Universitas Udayana, UGM, Universitas Indonesia, serta center clinical trial di Bandung dan Jakarta. Menurut Dr. Kusnandi Rusmil, Pengurus IDAI Jawa Barat yang ikut menghadiri GCP Training ini, menjelaskan lebih rinci mengenai vaksin baru. Dimana vaksin ini harus melakukan uji klinik yang terdiri dalam tiga aspek, yaitu pertama vaksin baru yang belum pernah keluar, kedua inovasi vaksin lama menjadi baru dengan penambahan atau penggabungan jenis antigen yang lain, seperti DPT & Hepatitis B menjadi Combo Vaksin atau DTP, Hepatitis B dan HIB menjadi Pentavalent, ketiga inovasi dengan peningkatan cara pemberian maupun efek sampingnya yang lebih baik. Semoga di masa yang akan datang vaksin baru yang menjadi kebutuhan khususnya di negara berkembang seperti Vaksin Malaria, vaksin Demam Berdarah dan New TB, tambah Kusnandi menutup pembicaraannya. (NN/edit. RW)  

Tagged :