Waspada Hepatitis B

Admin | Selasa, 14 Februari 2017

55773-O8ECEI-926 Hepatitis merupakan penyakit yang berbahaya karena Virus Hepatitis B (VHB) spesifik menyerang organ hati, dimana hati merupakan organ penting dalam tubuh karena berfungsi memproduksi cairan empedu yang membantu pencernaan lemak, menyimpan karbohidrat, memproduksi senyawa yang penting dalam pembekuan darah dan menghilangkan racun dari tubuh. Organ ini memiliki daya tahan tubuh yang sangat tangguh, bahkan tetap bekerja meski mengalami kerusakan dan mampu bergenerasi (memperbaiki diri) selama tidak mengalami kerusakan yang benar-benar parah. Mayoritas orang terdiagnosis VHB dalam bentuk sakit kunging (Hepatitis), sirosis hati, atau kanker hati (karsinoma hepatoselular). Dalam satu milliliter darah seseorang yang terinfeksi VHB bisa mengandung satu miliar virus. Selain berada di dalam darah, virus ini juga dapat hidup pada suatu objek (benda) selama 7 hari. Mengingat, risiko penularan Hepatitis B yang kadang tidak terduga dan mayoritas penderitanya tidak menunjukan gejala awal. Tidak ada langkah khusus dalam pengobatan hepatitis B. Tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala dengan obat pereda sakit serta menjaga kenyamanan sehari-hari si penderita dan keseimbangan gizinya. Sementara pengobatan untuk hepatitis B kronis tergantung pada tingkat keparahan infeksi pada hati. Langkah penanganan penyakit ini menggunakan obat-obatan yang berfungsi untuk: -Menghambat produksi virus. -Mencegah kerusakan pada hati. Vaksin dan Langkah Pencegahan Terpapar Virus Hepatitis B Di Indonesia sendiri, vaksin hepatitis B termasuk vaksin wajib dalam imunisasi. Proses pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu saat anak lahir, saat anak berusia satu bulan, dan saat anak berusia 3-6 bulan. Tetapi orang dewasa dari segala umur dianjurkan untuk menerima vaksin hepatitis B. Pemberian vaksin ini juga dianjurkan untuk mereka yang berisiko tinggi tertular hepatitis B, seperti: -Orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual. -Orang yang menggunakan obat suntik atau berhubungan seks dengan pengguna obat suntik. -Petugas kesehatan (paramedis) yang berisiko terpapar virus hepatitis B. Orang yang tinggal serumah dengan penderita hepatitis B. -Penderita penyakit hati kronis. -Penderita penyakit ginjal. Pemeriksaan hepatitis B juga diterapkan bagi ibu hamil. Jika sang ibu mengidap penyakit ini, bayinya dapat menerima vaksin pada saat lahir (12 jam setelah persalinan) untuk mencegah penularan dari ibu ke bayi. Langkah lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena hepatitis B di antaranya adalah: -Berhenti atau jangan menggunakan obat-obatan terlarang. -Hindari berbagi penggunaan barang seperti sikat gigi, anting-anting, serta alat cukur. -Waspadalah saat ingin menindik dan menato tubuh. -Jangan berhubungan seks tanpa alat pengaman kecuali Anda yakin pasangan Anda tidak memiliki hepatitis B atau penyakit kelamin menular lainnya. -ZN- Sumber: http://www.alodokter.com/hepatitis-b Buku Pro Kontra Imunisasi Agar Tak Salah Memilih Demi Kesehatan Buah Hati-dr. Purnamawati Sujud,Sp.A(K),M.M.Paed Photo designed by Asier_relampagoestudio - Freepik.com

Tagged :