Cerebral Palsy 1 (Apa itu) ?

Admin | Senin, 23 Maret 2015

Cerebral palsy (CP) berasal dari kata Cerebrum yang berarti otak dan palsy yang berarti kelumpuhan. Jadi, cerebral palsy adalah kelumpuhan/cedera/kerusakan pada otak yang berpengaruh pada organ gerak tubuh dan koordinasi otot. Cerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya. Cerebral palsy tidak berkembang secara progressive. Cerebral palsy juga tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan pendidikan, terapi dan penggunaan teknologi alat bantu dapat meningkatkan kemampuan seorang cerebral palsy untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan produktif. Cerebral palsy bukanlah suatu penyakit, tidak menular dan tidak menurun. Print Cerebral Palsy dan BellÔÇÖs Palsy tidak sama penyakitnya walaupun sama gejalanya membuat wajah kaku, Cerebral palsy lebih sering ditemukan pada anak kecil sedangkan BellÔÇÖs Palsy pada orang dewasa. CP terjadi pada 12 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali lebih sering ditemukan pada bayi prematur dan.1015% kasus terjadi akibat cedera lahir karena aliran darah ke otak sebelum/selama/ segera setelah bayi lahir. Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke otak. Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat, bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan.

Mengapa terjadi?

Penyebab CP memang tidak bisa diketahui secara pasti. Berdasarkan sebab akibat dari kasuskasus yang pernah terjadi, dirumuskanlah beberapa kondisi yang MUNGKIN bisa menjadi penyebabnya. Penyebab terjadinya cerebral palsy dapat dilihat dari sudut pandang kapan terjadinya, yaitu pada saat prenatal (sebelum melahirkan), natal (saat melahirkan) dan postnatal (setelah melahirkan).

Kondisi sebelum melahirkan atau bayi masih dalam kandungan:

1. Ibu menderita infeksi atau penyakit saat mengandung, sehingga menyerang otak bayi yang sedang dikandungnya, misalnya infeksi sypilis, rubella, toxo, typhus abdominalis, herpes dll. 2. Kondisi kandungan yang kurang bagus yang menyebabkan peredaran darah dan pasokan oksigen bayi terganggu, seperti tali pusat tertekan atau melilit leher. 3. Ganggunan perkembangan dan pertumbuhan janin, bisa karena faktok genetik, kehamilan kembar, atau penyakit. 4. Bayi dalam kandungan terkena radiasi, dimana radiasi langsung dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat sehingga struktur dan fungsi terganggu. 5. Rh bayi tidak sama dengan ibunya, dimana Rh (resus) ibu dengan bayi harus sama agar proses metabolisme berfungsi normal. Jika berbeda, maka mengakibatkan adanya penolakan yang menyebabkan kelainan metabolisme ibubayi 6. Ibu mengalami trauma (kecelakaan/benturan) yang dapat mengakibatkan terganggunya pembentukan sistem syaraf pusat

Saat proses melahirkan:

1. Kelahiran yang terlalu dipaksa, dimana tekanan yang cukup kuat pada kepala bayi dapat mengakibatkan rusaknya jaringan syaraf otak. 2. Bayi lahir sebelum waktunya (premature), dimana secara organis tubuhnya belum matang sehingga fisiologisnya mengalami kelainan dan rentannya bayi dalam terkena infeksi atau penyakit yang dapat merusak system persyarafan pusat bayi. 3. Infeksi persalinan. 4. Janin terlalu lama dalam kandungan sehingga sudah terjadi pengerutan placenta dan perubahan warna ketuban. 5. Asphyxia//Hypoxia (kekurangan oksigen pada otak) di mana jika kekurangan oksigen terjadi maka dapat menyebabkan terganggunya system metabolisme dalam otak bayi dan mengakibatkan jaringan syaraf pusat mengalami kerusakan. Hal ini bisa disebabkan oleh: Pemakaian anestesi yang berlebihan pada ibu saat dioperasi Tekanan darah ibu yang terlalu rendah Pemisahan plasenta dari uterus yang terlalu cepat (placental abruption) Bayi tidak menangis saat lahir Proses kelahiran bayi yang terlalu lama Kelainan pernafasan bayi

Setelah bayi lahir:

1. Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah yang tidak cepat bisa dinetralisir. 2. Kecelakaan yang dapat secara langsung merusak otak bayi, misalnya pukulan atau benturan pada kepala yang cukup keras. 3. Infeksi penyakit yang menyerang otak, misalnya penyakit meningitis, encephalitis, influenza yang akut dll. 4. Penyakit panas tinggi yang menyebabkan kejangkejang akibat ada sel syarat otak yang mengalami kerusakan. 5. Penyakit typoid atau diphteri yang kemungkinan dapat mengakibatkan kekurangan oksigen dalam darah (anoxia) sehingga mempengaruhi metabolisme tubuh, seluruhnya atau bagian tertentu atau jaringan otot tertentu. 6. Keracunan, misalnya banyak menghirup karbonmonoksida. 7. Tercekik atau tersedak berat yang menyebabkan pasokan oksigen ke otak berkurang. 8. Tumor otak

Sumber : http://rumahcerebralpalsy.blogspot.com/2013/05/apakahcerebralpalsyitucerebral.html http://www.labparahita.com/web/apaitucerebralpalsycp/

Tagged :