Flu dan Selesma

Admin | Jumat, 27 Oktober 2017

Istilah flu sangat dikenal di kalangan awam dengan penggunaan yang rancu dan keliru. Banyak orang tidak menyadari bahwa dalam penggunaannya sehari-hari terjadi kekeliruan akibat ketidaktahuan. Memang antara selesma dan flu itu mirip sekali, yaitu, bahwa mereka mempengaruhi saluran pernafasan dan memiliki gejala yang mirip yaitu tenggorokan sakit, hidung tersumbat atau meler, batuk, dan lain-lain. Selesma dan flu sering terjadi saat musim dingin atau pancaroba. Flu berasal dari istilah influenza yang merupakan salah satu jenis virus. Ketika kita mengatakan sakit flu, pengertiannya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Sedangkan untuk penyakit dengan gejala bersin-bersin, hidung tersumbat, batuk atau kurang enak badan lebih tepat disebut dengan penyakit common cold atau selesma yang angka kejadiannya cukup tinggi terutama pada balita. Salesma atau common cold (com mon) = umum/-biasa/lazim) merupakan gabungan berbagai gejala yang mengganggu saluran napas bagian atas, terutama selaput lendir hidung. Selesma bersifat self-limiting yang berarti ‘sembuh sendiri’ dan bisa disebabkan oleh beberapa jenis virus, diantaranya rhinovirus, coronavirus, adenovirus, respiratory syncytial virus (RSV). Sedangkan influenza adalah penyakit infeksi pernafasan yang sangat menular dengan gejala yang lebih berat dari selesma, yaitu batuk dan pilek yang lebih berat, demam yang lebih tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, bahkan bisa menyebabkan komplikasi berupa pneumonia atau radang paru. Influenza disebabkan oleh virus influenza tipe A, B, atau C. Salah satu cara membedakan salesma dengan flu adalah dengan melihat keparahan dan gejala. Gejala selesma lebih ringan dan seringkali dimulai dengan sakit tenggorokan, hidung meler, rasa lelah, maupun nyeri pada tubuh (tingkat keparahannya ringan). Sedangkan gejala flu meliputi sakit tenggorokan yang langsung disertai gejala lain seperti demam tinggi, nyeri di seluruh tubuh (tingkat keparahannya lebih tinggi), merasa sangat lelah yang bisa berlangsung satu hingga dua pekan, batuk kering yang semakin lama semakin parah, dan gejala flu lain yang menyerang cepat dan langsung terasa di seluruh tubuh. Seseorang yang telah diimunisasi influenza masih dapat terkena selesma yang disebabkan oleh virus selain influenza. Imunisasi flu hanya melindungi pasien dari infeksi flu, tetapi tidak dapat melindungi infeksi oleh virus lain peyebab selesma. Oleh karena itu, seorang anak yang sudah diimunisasi flu masih dapat terkena selesma oleh lebih dari 100 virus lainnya. Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), http://www.republika.co.id/, dan http://www.e-jurnal.com/

Tagged :