Pneumokokus yang memiliki nama latin Streptococcus pneumonia ini merupakan bakteri yang ada dalam tubuh manusia, biasanya berada dipermukaan selaput lendir hidung sampai dengan tenggorokan. 25 orang dari 100 orang memiliki pneumokokus dalam tubuhnya. Bakteri ini adalah penyebab dari pneumonia, meningitis, sepsis (infeksi aliran darah), dan otitis media (infeksi telinga tengah). Bakteri pneumokokus ini biasanya menyerang bayi, balita dan lansia. Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2015 sebanyak 15% dari kasus kematian pada bayi atau balita disebabkan oleh pneumonia atau infeksi paru-paru, di Indonesia sendiri di katakan 2 – 3 anak meninggal setiap jamnya karena pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus ini.

Mengingat bahwa pneumokokus ini merupakan penghuni normal tubuh manusia, bakteri ini dapat berpindah dari dinding saluran napas dibelakang tenggorokan ke dalam aliran darah sehingga menyebabkan seseorang sakit. Perpindahan ini dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya orang tersebut mengalai infeksi virus – seperti salesma, merokok atau terpapar asap rokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan bayi yang tidak mendapatkan ASI. Selain itu juga penyakit pneumokokus ditularkan melalui percikan dahak saat batuk atau bersin.

Siapa saja yang beresiko terserang penyakit akibat bakteri pneumokokus ini ?

Bayi dan balita adalah kelompok yang beresiko mengalami penyakit akibat bakteri pneumokokus karena antibodinya belum mampu mebentuk imunitas terhadap polisakarida (rantai glukosa/gula) yang melapisi bakteri. Selain itu juga mereka dengan penyakit sel sabit atau yang sudah diangkat limpanya, memiliki sistem imun yang lemah seperti : HIV, kanker, atau leukemia, penyakit ginjal kronik, minum obat  obatan yang menekan system imun dan mendapat cangkok organ. Kelompok - kelompok yang beresiko terhadap infeksi pneumokokus ini dianjurkan untuk mendapat Vaksin PPV (Pneumococcal Polysaccharide Vaccine).

Seberapa pentingkah vaksin pneumokokus ?

Pemberian vaksin pneumokokus ini sangat penting. Salah satu alas an utamanya adalah akibat penggunaan antibiotic yang berlebihan dan tidak rasional. Saat ini, penggunaan antibiotic cenderung berlebihan dan tidak rasional. Ketika antibiotic pertama kali digunakan sekitar satu abad silam, semua jenias bakteri pneumokokus masih sensitive terhadap penisilin, yang merupakan satu – satunya antibiotic pada saat itu.  Namun pada saat ini pneumokokus sudah resisten (kebal) terhadap penisilin dan berbagai jenis antibiotic lainnya. Inilah kesulitan yang banyak dihadapi dokter ketika menghadapi IPD (Invasive pneumococcal disease)yang resisten terhadap antibiotic. Tak dapat dielakkan, angka kematianpun menjadi tinggi. Oleh karena itu vaksin pneumokokus menjadi sangat penting dalam upaya pencegahan IPD.