Soal Penderita Hepatitis B

Admin | Senin, 8 Juli 2013

Kurangnya pengetahuan dan kurang peduli terhadap penyakit Hepatitis B. Membuat Indonesia menempati urutan ke 3 jumlah penderita hepatitis B terbanyak di Asia sesudah Cina dan India. "Saat ini Indonesia menempati urutan ke 3 jumlah penderita hepatitis B terbanyak di Asia sesudah Cina dan India, namun sayangnya kepedulian semua pihak terhadap penyakit ini masih rendah," ungkap Prof.Dr.dr.Laurentius A. Lesmana, SpPD KGEH. Di Indonesia walaupun masalah penyakit ini sudah dicanangkan menjadi program nasional, langkah langkah perbaikan masih harus dilakukan terutama mengenai pencegahan pada mereka yang belum terpajan virus, pengobatan secara teratur bagi yang sudah terpapar serta kendali harga obat.   "Dari sisi pencegahan, sampai saat ini masih banyak masyarakat yang belum diimunisasi hepatitis padahal seperti kita ketahui melalui imunisasi, angka kejadian penyakit dapat menurun secara signifikan," tutumya. Di lain pihak, perlu diinformasikan kepada masyarakat bahwa hepatitis dapat diobati, sehingga apabila sudah terkena, dianjurkan untuk segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Dalam kenyataannya, karena penyakit ini tidak menunjukkan gejala, seringkali pasien datang berobat dalam tahapan lanjut.   Hal lain yang perlu ditingkatkan adalah kemauan dan kepatuhan pasien untuk memonitor penyakitnya secara teratur. Monitor baik melalui pemeriksaan darah maupun dengan alat untuk melihat fibrosis hati sebaiknya dilakukan secara teratur agar perjalanan penyakit ini dapat dipantau dengan baik. "Oleh karena itu, diperlukan kerja sama terus menerus semua pihak untuk meningkatkan kepedulian masyarakat tentang hal ini," kata Prof. Lesmana.   Seperti diutarakan Prof. Lesmana, obat hepatitis B dan C harus terjangkau oleh semua kalangan di Indonesia. Di beberapa negara Asia, seperti Taiwan dan Korea, bahkan masyarakatnya dapat memperoleh obat itu secara gratis. Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati disebabkan oleh virus yang mengakibatkan fungsi hati terganggu. Hepatitis B dan Hepatitis C merupakan jenis hepatitis yang disebabkan oleh virus yang berbeda. Meskipun dapat menyebabkan gejala yang sama, virusvirus tersebut memiliki modus transmisi dan kerusakan pada hati yang berbeda. Hepatitis B dan Hepatitis C dapat muncul sebagai infeksi akut, tetapi bagi sejumlah kasus, virus tetap tinggal dalam tubuh, sehingga menjadi kronis.   Hal ini dapat mengakibatkan sirosis dan kanker hati. Diperkirakan, sepertiga populasi penduduk dunia pernah terpajan virus hepatitis B dan 350400 juta orang diantaranya merupakan pengidap hepatitis B. Sedangkan sekitar 600.000 orang meninggal setiap tahun akibat hepatitis B akut maupun kronis Di Indonesia, angka pengidap hepatitis B pada populasi sehat diperkirakan mencapai 4.020.3%, dengan proporsi pengidap di luar Pulau Jawa lebih tinggi daripada di Pulau Jawa. Secara genotip, virus hepatitis B (HBV) di Indonesia kebanyakan merupakan virus dengan genotip B (66%), diikuti oleh C (26%), D (7%) dan A (0.8%). Di Indonesia, vaksin hepatitis B telahtersediasejaklama. (sahlan)   Harian Ekonomi Neraca Date 29 Jun 2013                  

Tagged :