Tetanus Mengintai
Admin | Jumat, 22 Agustus 2014
Tetanus adalah penyakit infeksi serius yang menyerang susunan saraf dan ditandai kontraksi otot yang hebat (kejang). Penyakit ini biasanya terjadi akibat luka tusuk dalam oleh benda yang tercemar debu, pupuk, tanah dan kotoran hewan atau manusia. Penyebab tetanus adalah kuman Clostridium tetani, sejenis kuman yang hanya dapat tumbuh kembang pada situasi lingkungan kurang oksigen (anaerob). Oleh sebab itu, jika anakanak atau orang dewasa mendapat luka, perawatan harus dilaksanakan semaksimal mungkin. Perawatan yang biasa dilakukan adalah member desinfectan agar kuman yang ada mati. Dan juga luka harus dibiarkan ÔÇÿbernafasÔÇÖ jangan ditutup rapat. Misalkan pada luka tusuk dalam jarum atau paku, biasanya perawatan yang dilakukan adalah luka sengaja dilebarkan agar oksigen bisa masuk ke dalam luka untuk mencegah agar spora C. tetani tidak bisa tumbuh.
A. Proses terjadinya Tetanus
Kuman tetanus yang terbawa ke dalam jaringan tubuh akibat luka dalam dan kotor, akan tumbuh kembang dengan baik dan menghasilkan racun yang disebut tetanospasmin. Melalui peredaran darah racun ini akan berikatan dengan jaringan susunan saraf dan memblokir fungsi sinyal untuk pelemasan/relaksasi otot, akibatnya terjadi gangguan keseimbangan fungsi otot dimana terjadi dominasi kontraksi otot yang berlebihan (kejang), berulang dan berlangsung lama, tanpa diselingi saat relaksasi.
B. Gejala Tetanus
Masa infeksi antara luka sampai terjadi gejala, umumnya berlangsung sekitar 8 hari (5 21 hari), di awali dengan kaku pada rahang sehingga mulut menjadi terkunci (lockjaw) kemudian diikuti dengan kekakuan otot di :
´âÿ Wajah
´âÿ Leher
´âÿ Dada
´âÿ Perut
´âÿ Punggung sampai tulang punggung melengkung (epistotonus)
´âÿ Tangan dan tungkai
Dan akan merasakan gejalagejala lainnya seperti :
´âÿ Sulit menelan
´âÿ Demam
´âÿ Keringat berlebihan
´âÿ Tekanan darah tinggi
´âÿ Detak jantung cepat
´âÿ Gangguan membuang air besar dan air kecil
Bahkan Tetanus yang parah dapat menimbulkan komplikasi berupa :
Robekan otot, Patah tulang belakang, Kegagalan pernafasan sampai kematian akibat kejang otot pernafasan, Pada bayi akan terjadi kerusakan otak yang serius.
C. Yang paling beresiko terkena penyakit Tetanus
Sebenarnya setiap orang beresiko terkena penyakit ini. Karena penyakit ini disebabkan oleh halhal yang justru kadang kita sepelekan. Contohnya saja penyakit ini bisa saja terjadi akibat luka tusuk jarum pentul atau peniti yang sering kita pakai. Hal tersebut sepele tapi jika di jarum atau peniti terdapat kuman C. tetani, maka hal fatal akan terjadi jika kita membiarkannya.
Tapi ada beberapa kalangan yang paling beresiko terkena tetanus. Yang pertama adalah ibu hamil. Ibu hamil beresiko pada saat melahirkan di rumah. Karena dikhawatirkan alatalat yang digunakan tidak steril dan memicu terjadinya infeksi penyakit tetanus ini.
Yang kedua adalah anakanak masa sekolah. Kenapa anakanak sangat beresiko terkena penyakit ini? Karena anak usia sekolah beresiko mendapatkan luka saat mereka sedang berada di sekolah, sedang bermain bersama temantemannya. Sehingga mudah sekali kuman C. tetani masuk melalui luka anak tersebut.
D. Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah tetanus yang menyerang bayi baru lahir (neonatus). Penyakit ini umumnya terjadi akibat perawatan tali pusat yang kurang higenis sehingga tercemar oleh kuman tetanus, dan ditandai oleh rewel, kaku otot, sukar makan/minum dan kematian.
E. Bagaimana Mendiagnosis Penyakit Tetanus
Hingga saat ini belum ada tes laboratorium khusus untuk memastikan seseorang menderita tetanus, sehingga dokter hanya mengandalkan adanya riwayat luka dan gejala khas yang ditemukan. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis ialah tes spatula yaitu menyentuh dinding tenggorokan dengan spatula (semacam sendok), respons penderita tetanus ialah menggigit spatula dan menutup mulut sedangkan orang normal akan memberi reaksi mual.
F. Pengobatan Penyakit Tetanus
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit tetanus. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk menghilangkan sumber toksin (melalui perawatan luka), supportif, menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi sampai efek tetanospasmin menghilang, antara lain :
´âÿ Pasien dirawat di ruangan yang agak redup dan tenang
´âÿ Pemberian anti toksin tetanus (tetanus immunoglobulin) untuk menetralkan sisa toksin yang beredar
´âÿ Pemberian antibiotik
´âÿ Pemberian obat anti kejang otot (sedatif)
´âÿ Pemberian obat untuk hilangkan nyeri
Pada kasus berat, penderita perlu dirawat di ICU dengan :
´âÿ Trakeostomi dan pemasangan ventilator untuk membantu pernafasan
´âÿ Pemberian makanan/minuman lewat selang perut
G. Cara Mencegah Terjadinya Penyakit Tetanus
Pencegahan tetanus yang paling efektif adalah pemberian vaksin antitetanus. Untuk itu, pada usia anakanak hendaknya diberikan bersama difteri dan pertusis. Diperlukan imunisasi ulangan atau booster 1 tahun kemudian setelah imunisasi dasar lengkap yaitu DPT tiga kali tepatnya pada usia 18 bulan, serta diberikan lagi ketika usia sekitar lima tahun (kirakira tiga tahun setelah booster pertama) dan selanjutnya setiap lima tahun diberikan bersama toksoid difteria (tanpa pertusis) atau lazim dikenal dengan vaksin DT.
H. Prognosis (perkiraan kondisi pasien) Penyakit Tetanus
Tanpa pengelolaan yang dini dan akuat, angka kematian tetanus mencapai 25 35 %. Penyebab utama kematian ialah kegagalan pernafasan. Dengan pengelolaan yang baik angka kematian ialah sekitar 10%. Angka kematian tetanus neonatorum yang telah mendapat pengelolaan tetap tinggi sekitar 6080%. (RSZ)
Sumber : Dari berbagai sumber
Tagged :