Baruch Blumberg Sang Penemu Vaksin Hepatitis B
Admin | Kamis, 26 Juli 2012
Penemuan virus dan vaksin Hepatitis B merupakan salah satu prestasi medis terbesar pada abad ke20. Penemuan medis terbesar ini berhasil ditemukan oleh Baruch Samuel Blumberg. Seorang ilmuwan dari Amerika Serikat dan juga pemenang penghargaan Nobel bidang Kedokteran pada tahun 1976.
Sejak abad 5 SM di Babilonia dan kemudian Hippocrates pada masa Yunani kuno (460 375 SM) telah menemukan bahwa penyakit kuning ini bersifat menular sehingga ia menamakannya ÔÇÿicterus infection. Pada abad 8 M, Paus Zacharias telah menganjurkan suatu tindakan untuk pencegahan penularan lebih lanjut yaitu dengan melakukan isolasi terhadap penderita. Sementara itu, Hippocrates telah menganjurkan konsep imunisasi untuk pencegahan penyakit. Pada tahun 1885, Lurman menarik kesimpulan bahwa adanya epidemi hepatitis virus yang timbul pada buruh galangan kapal di Bremen setelah pemberian vaksin cacar yang terbuat dari cairan limfe manusia. Kejadian ini diperingati sebagai tonggak monumental ditemukannya jenis hepatitis virus yang transmisinya melalui parenteral. Pada tahun 1926, Flaum melaporkan terjadinya epidemi virus hepatitis pada klinik penderita diabetes akibat pemakaian alat suntik terkontaminasi. Di Brazilia pada awal tahun empat puluhan juga telah terjadi epidemi virus hepatitis akibat suntikan vaksin ÔÇÿyellow feverÔÇÖ.Keberhasilan Barry nama panggilan Baruch Samuel Blumberg dalam menemukan virus dan vaksin Hepatitis B merupakan sumber inspirasi yang luar biasa bagi dunia. Penemuan itu ditemukan pada saat Barry melakukan penelitian pada tahun 1950 dengan melakukan perjalanan keliling dunia untuk mengambil sampel darah manusia dan mempelajari variasi yang diwariskan dalam diri manusia. Penemuan antibodi tersebut terjadi secara kebetulan pada saat meneliti variasi kimia dalam darah pasien penderita hemofilia yang telah seringkali menerima transfusi darah. Akhirnya, terdeteksi suatu antigen dalam darah seorang Aborigin Australia. Antigen ini disebut Antigen Australia, yang kini lebih dikenal dengan nama Antigen permukaan virus hepatitisB disingkat HbsAg, karena letaknya dipermukaan virus hepatitisB.
Untuk itu, mari kita mengenal lebih jauh apa itu penyakit Hepatitis, sehingga kita dapat melakukan pencegahan sebelum tertular oleh penyakit berbahaya ini.
Virus Hepatitis Virus hepatitis telah menyerang hingga dua miliar penduduk di dunia. Ada 400 juta jiwa telah terinfeksi hepatitis B dan sekitar 170 juta jiwa terinfeksi hepatitis C. Sementara itu, Indonesia menempati peringkat ketiga di dunia setelah China dan India untuk jumlah penderita hepatitis terbanyak. Sekitar 13 juta jiwa penduduk Indonesia mengidap hepatitis B dan 4 juta jiwa penduduk lainnya menderita hepatitis C. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) pada tahun 2000, angka kejadian infeksi virus hepatitis C di Indonesia hampir 2,4 persen dari seluruh penduduk atau sekitar 7 (tujuh) juta penduduk.
Virus hepatitis C genotipe 1 merupakan genotipe yang paling sering ditemukan di Indonesia yakni sekitar 60 persen hingga 65 persen. Genotipe 1 merupakan genotipe yang sulit diobati dan disembuhkan. Data WHO juga menunjukkan bahwa dari berbagai penyebab kanker, 5 hingga 10 persen disebabkan oleh hepatitis B dan C. Dari seluruh carrier hepatitis B di dunia, sekitar 75 persen terdapat di wilayah AsiaPasifik, sementara di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar 10 persen merupakan carrier hepatitis B.
Lebih dari 350 juta orang di dunia telah menjadi pengidap kronik Hepatitis B Virus (HBV) dan 180 juta pengidap Hepatitis C Virus (HCV). Secara perbandingan, dari 12 orang penduduk dunia, ada 1 orang yang menderita hepatitis. Bahkan sekitar 500 ribu hingga 2 juta orang meninggal setiap tahunnya karena berlanjut menjadi penyakit hati serius yang diakibatkan oleh infeksi hepatitis B kronik. Ini membuat hepatitis B berada pada posisi kesepuluh penyebab kematian utama di dunia.
Penyakit Hepatitis
Penyakit Hepatitis biasa juga disebut dengan nama penyakit kuning. Dalam bahasa latin hepatitis berarti peradangan hati. Peradangan ini bisa disebabkan oleh bermacammacam faktor, seperti bahan kimia, obatobatan, virus, dan juga alkohol. Dengan kata lain, penyakit Hepatitis merupakan peradangan hati (liver) yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit Hepatitis relatif mudah menular jika seseorang meminjamkan barangbarang pribadinya, seperti gunting kuku, dan sebagainya.
Pada umumnya, ada tujuh tipe Hepatitis yakni Hepatitis A, B,C, D, E, G dan TT. Hepatitis A dan E ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi serta feses (kotoran). Kedua jenis hepatitis ini pada umumnya relatif tidak berbahaya sehingga dapat sembuh dengan sendirinya. Lain halnya dengan Hepatitis B, C dan D yang sangat berbahaya karena bisa mengakibatkan penyakit hati menahun termasuk sirosis (pengerasan hati), gagal hati, kanker hati dan kematian. Umumnya Hepatitis B, C dan D ditularkan lewat darah dan cairan tubuh lainnya seperti semen (cairan pembawa sperma).
Infeksi HBV maupun HCV merupakan masalah kesehatan masyarakat global karena mempengaruhi tingkat morbiditas dan mortalitas yang signifikan, termasuk di Indonesia. Sementara kasus infeksi hepatitis D di Indonesia belum ditemukan. Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepadnaviridae atau HBV dan dikelompokkan penyakit serius dan berbahaya. Jika infeksi HBV terjadi dalam waktu lama (kronis), maka HBV dapat menyerang hati dan dapat menyebabkan kanker hati dan sirosis (terbentuk jaringan parut pada hati). Sedangkan Hepatitis C adalah penyakit hati akibat infeksi HCV dan sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk Hepatitis C.
Infeksi HBV dan HCV dapat ditularkan melalui darah dan cairan tubuh seperti semen, cairan vagina atau saliva. Penularan ini dapat terjadi melalui hubungan seksual dengan penderita hepatitis B atau C; dan kontak dengan darah dari penderita hepatitis B atau C misalnya jarum suntik (pecandu narkoba), alat pencukur, sikat gigi, pakaian yang terkena darah, alat akupuntur, alat manikur dan gunting kuku, alat tato atau body piercing (tindik) yang tidak steril, bahkan pada saat berkelahi (jika terdapat luka terbuka pada kedua pihak). Hepatitis B dan C tidak ditularkan melalui bersin, batuk, pelukan, atau pegangan tangan.
Khusus Hepatitis C dikenal sebagai wabah terselubung (silent epidemic) karena penyakit ini memiliki gejala yang tidak kentara. Banyak orang tidak sadar telah mengidap Hepatitis C karena tidak merasakan gejalanya selama bertahuntahun sejak terinfeksi. Karena itu, bagi penderita hepatitis C harus aktif melakukan tes dan pengobatan. Pengobatan Hepatitis B dan C, khususnya yang mengalami komplikasi membutuhkan biaya yang sangat mahal dan belum tentu memuaskan.
Berikut beberapa cara untuk melindungi diri dari infeksi hepatitis B dan C, yaitu:
(1) Periksa kesterilan jarum yang digunakan untuk tindik telinga maupun bagian tubuh lainnya, tato, akupuntur maupun elektrodialisis;
(2) Hindari penggunaan bersama/bergantian gunting kuku, pisau cukur, sikat gigi dan bendabenda lain yang mungkin kontak dengan darah.
(3) Hindari berbagi jarum suntik dengan orang lain;
(4) Lakukan pemeriksaan berkala terhadap hepatitis B dan C jika Anda adalah orangorang yang berisiko tinggi, misal tenaga kesehatan atau pernah menerima transplantasi organ, transfusi darah, bertukar jarum suntik, seks tidak aman dan lainnya
Hari Hepatitis Sedunia
Keberhasilan Barry menemukan virus dan vaksin Hepatitis B mendorong Komunitas Kesehatan seluruh dunia untuk memperingati Hari Hepatitis Sedunia tepat pada tanggal 28 Juli. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan hari Kelahiran Barry sang penemu virus dan vaksin Hepatitis B. Pemilihan tanggal ini hasil kesepakatan dalam sidang Badan Eksekutif WHO ke126 atas usulan dari delegasi Indonesia. Delegasi Indonesia telah memperjuangkan resolusi viral hepatitis sebagai bentuk diplomasi kesehatan dalam mendorong pembangunan kesehatan nasional, khususnya pencegahan dan penanganan hepatitis secara nasional melalui peningkatan kerjasama dan dukungan kerjasama pada tingkat global.
Penyelenggaraan Hari Hepatitis Sedunia sebagai bentuk tanggapan atas rendahnya perhatian dan tingkat kesadaran yang diberikan terhadap virus hepatitis kronik juga sebagai suatu upaya politis untuk mengangkat isu penyakit hepatitis untuk mendapatkan prioritas penanggulangnnya agar setara dengan upaya penanggulangan HIV/AIDS, tuberculosis dan malaria. Sehingga, diharapkan pada penyelenggaraan Hari Hepatitis Sedunia tahun ini mampu menjadi langkah awal dari suatu rencana besar selama lima tahun yang lebih fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat dunia, dan kemudian diteruskan dengan penggalangan dukungan pada tingkat nasional dan internasional untuk perbaikan dalam pencegahan, diagnosa dan pengobatan bagi mereka yang hidup dengan virus hepatitis B dan C kronik.
Penyelenggaraan ini pun mendorong seluruh komunitas kesehatan sedunia untuk menjadikan pemberantasan penyakit hepatitis sebagai salah satu agenda kesehatan global. Salah satu upaya pencegahan termasuk imunisasi hepatitis sebagai pilihan, sedang pilihan strategi promosi kesehatan atas penyakit hepatitis dengan menetapkan Hari Hepatitis Dunia pada tanggal 28 Juli untuk membangun kepedulian masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan hepatitis.
sumber : disarikan dari berbagai sumber
Tagged :