
Tahukah anda? Setiap 3 menit satu balita meninggal di Indonesia. Apabila dihitung, sekitar 150.000 anak di Indonesia meninggal setiap tahunnya. Angka kematian anak yang cukup tinggi di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu tidak adanya sanitasi dan kebersihan. Data Unicef menyatakan bahwa jumlah orang yang buang air besar sembarangan di Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia (63 juta orang) dan sepertiga anak Indonesia tidak punya akses kepada air bersih. Dan yang lebih mengejutkan adalah sepertiga dari jumlah kematian anak di bawah satu tahun disebabkan oleh penyakit diare,
Diare merupakan penyakit yang kerapkali dialami anakanak. Anakanak lebih rentan terkena diare dikarenakan daya tahan tubuhnya yang masih rendah sehingga sangat mudah terinfeksi virus. Diare biasanya mewabah ketika musim pancaroba datang hingga di musim penghujan. Diare merupakan gangguan di mana feses berubah menjadi lembek atau cair setidaknya 3 kali dalam 24 jam. Apabila dialami oleh anak kecil penyakit ini cukup berbahaya karena dapat menimbulkan dehidrasi hingga kematian.
Sebagian besar penyakit diare disebabkan oleh infeksi rotavirus. Sebagian kecil diare disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit, jamur. Sebagian kecil lagi penyebab diare yaitu karena keracunan makanan, alergi, faktor psikologis (
stress). Berdasarkan jangka waktu terjadinya, diare dibagi menjadi 2, yaitu diare akut dan kronis. Diare akut yang terjadi sampai dengan 7 hari, kemudian diare melanjut berlangsung 814 hari, sedangkan kronis terjadi lebih dari 2 minggu. Di Indonesia, lebih banyak kasus diare akut dibandingkan yang kronis.
Penularannya biasanya disebabkan oleh 3 hal yang disebut 3F yaitu
Finger(jari),
Food(makanan) dan
Fly(lalat). Anakanak seringkali memasukkan tangannya ke dalam mulut sehingga terkontaminasi virus. Makanan yang lebih dari 2 jam, tidak habis jangan diberikan lagi kepada anak. Selain itu lingkungan yang kotor juga dapat menyebabkan anak terinfeksi diare, misalnya seperti kuman penyakit yang dibawa oleh lalat hinggap di makanan sang anak. Atau ketika anak anda memegang fasilitas umum lalu kemudian memaskkan tangannya ke mulut tanpa mencuci tangannya hingga steril.
Untuk mencegah penyebaran penyakit diare diperlukan adanya sanitasi yang baik serta harus selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan lingkungan mapun kebersihan diri. Budayakan kebiasaan mencuci tangan pada anak dengan 7 langkah mencuci tangan yang benar, sedangkan pada bayi sering dilap tangannya. Selain itu menjaga kebersihan makanan minuman juga penting. Untuk bayi berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan karena ASI mengandung immunoglobulin. Dan yang terakhir, segera lakukan imunisasi campak karena campak bisa menyebabkan diare dengan bersarang di mukosa. Apabila anak anda sudah terinfeksi diare, sebaiknya bisa diberikan oralit. Oralit merupakan cairan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi yang dilengkapi dengan elektrolit, sehingga dapat mengganti elektrolit yang ikut hilang bersama cairan.
Diare yang berulang juga diketahui dapat menyebabkan gizi buruk pada anak. Indonesia masih menempati urutan kelima tetinggi dalam hal jumlah anak yang menderita gizi buruk. Anak yang menderita gizi buruk tumbuh dan belajar lebih lambat dibanding dengan anak yang mendapatkan gizi yang baik, Hingga kini gizi buruk masih menjadi penyebab kematian pada anak. Dengan lebih tanggap terhadap bahaya penyakit diare maka angka jumlah anak yang menderita gizi buruk di Indonesia juga dapat ditekan. Oleh karena itu, mulai saat ini sadarilah bahaya dari penyakit diare, lalu cegah dan atasi!
Sumber Referensi:
http://medicastore.com/diare/menangani_diare_anak.htm
http://medicastore.com/diare/tanya_jawab_diare.htm
http://www.ayahbunda.co.id/artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/cegah.dan.atasi.diare.bayi.baru/001/001/591/2
http://health.detik.com/read/2013/06/05/190027/2266087/775/bundajangansepelekandiarepadaanak
http://www.unicef.or.id/