
Dalam Simposium Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, 810 Juli 2012, penyakit difteri di Jawa Timur menjadi sorotan para tenaga medis dan pemerintah. Salah satunya dari Dr. Andi Muhadir, MPH selaku Direktur Surveilens, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra Kementerian Kesehatan RI.
Menurut Andi, pemerintah akan menanggulangi difteri di Jawa Timur. Karena terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah akibat cakupan imunisasi yang rendah, untuk itu pemerintah harus mengeluarkan dana yang cukup besar.
"Kita menghadapi masalah akses terutama di Indonesia timur, perbatasan, kepulauan. Jawa Tiimur juga merupakan daerah kantong, dimana cakupan secara provinsi imunisasi tinggi, tetapi di tingkat desa rendah. Ini yang terjadi KLB," jelas Andi.
Dengan menggandeng ahli dari UNICEF, WHO, dan ITEC, pemerintah akan melakukan penanggulangan difteri, dengan cara kampanye untuk mengajak masyarakat memberikan imunisasi difteri pada anak mereka. Kampanye melibatkan tenaga medis dan kader Posyandu di Jawa Timur. Data terakhir di Jawa Timur, 530 anak terserang difteri, 24 meninggal.
"Kami akan melakukan kampanye imunisasi difteri untuk anakanak di bawah 15 tahun dan dewasa yang risiko tinggi. Dan akan mengeluarkan 20 miliar untuk biaya operasional dan logistik melalui APBNP, khusus Jawa Timur."
Kalau tidak ditanggulangi, masih menurut Andi, Indonesia akan borderless, bahkan mendapatkan travel warning, karena negara lain takut tertular penyakit yang dibawa orang Indonesia.
Sumber: http://www.tribunnews.com/2012/07/11/difteriancamanpenyakitanakakibattakdiimunisasi