H3N8, "Starin" Baru Virus Flu yang Lebih Mematikan
Admin | Jumat, 7 Desember 2012
Oleh : Dedi Riskomar (Wartawan Senior)
Jika sebelumnya warga dunia dibuat resah dengan menyebarnya kasus flu burung, kini ilmuwan kembali menemukan ancaman flu baru yang lebih mematikan. Seperti yang dilansir Daily Mail, belum lama ini, ilmuwan dari Weill Cornell Medical College di New York menemukan bahwa flu anjing laut ternyata dapat menimbulkan ancaman baru bagi kesehatan manusia. Bahkan konon, flu ini diklaim lebih mematikan daripada flu burung.
virus flu baru yang dinamakan H3N8 itu ditemukan setelah kematian 162 ekor anjing laut di New England tahun lalu. Parahnya, virus yang kini mulai ditemukan pada anjing laut di pelabuhan Amerika itu memiliki potensi menular ke mamalia lain, termasuk manusia. Lebih jauh lagi situs Daily Mail mengungkapkan, virus ini terkait erat dengan salah satu virus yang telah berevolusi pada kawanan burung di Amerika Utara sejak tahun 2002. Tetapi tidak seperti pada burung, virus ini rupanya telah beradaptasi dan hidup pada mamalia.
Secara khusus, virus ini memiliki kemampuan untuk menyerang protein yang dikenal sebagai sitokcin yang ditemukan di paruparu manusia. Hal ini dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh bekerja lebih keras, dan akhirnya menyerang diri sendiri, yang mengakibatkan kerusakan jaringan. "Ada kekhawatiran, bahwa kita menemukan virus mamalia baru yang menular (zoonosis) dan belum pernah terkena pada manusia. Ini adalah kombinasi yang kita belum pernah lihat pada penyakitpenyakit sebelumnya," tutur Prof. Anne Moscona, pimpinan penelitian yang kemudian dikuatkan oleh Simon Anthony dari Columbia University.
Para ilmuwan mengingatkan kasus flu burung, khususnya H1N1 dan H5N1, yang telah menyerang manusia hingga menimbulkan kematian. Makanya dengan keberadaan strain baru tentu saja bisa menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.
Pada Januari 2012, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi telah terjadi 583 kasus H5N1 (flu burung) pada manusia yang menyebabkan 344 kematian. Peringatan ini sendiri telah diterbitkan dalam jurnal online American Society for Microbiology.
Salah satu kasus yang menarik terjadi di Rifle, Colorado, Amerika Serikat, pada Austin Booth seorang atlet bintang, mahasiswa kehormatan, dan teman sekelas populer dengan masa depan yang menjanjikan. Dalam waktu enam hari setelah ia terjangkiti flu Januari lalu, Austin meninggal dunia. Usianya baru 17 tahun, seorang remaja yang sedang penuh energi. Dia tidak pernah mendapatkan vaksinasi flu.
"Setelah AS dilanda topan ganas, terjadi musim flu dan kami tahu anakanak banyak yang sakit, dan kami tidak berpikir banyak tentang hal itu," kata ibunya, Regina Booth, 42. "Dia adalah seorang remaja yang sehat. Dia salah seorang dari anakanak yang unggul dalam segala hal," katanya.
Harian USA Today mengungkapkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yakni antara 3.000 dan 49.000 orang Amerika setiap tahunnya meninggal dunia karena influenza. Lebih dari 200.000 dirawat di rumah sakit setiap tahun dengan komplikasi terkait flu seperti pneumonia. Dalam empat tahun terakhir, CDC telah berubah rekomendasi dan sekarang mendesak semua warga Amerika mendapatkan vaksinasi flu. Anak di bawah usia sembilan tahun, yang mendapatkan imunisasi untuk pertama kalinya, harus mendapatkan dua dosis, satu bulan terpisah.
Hongkong, Cina, dan daratan Asia kini dalam ancaman penyebaran penyakit flu, yang virusnya sudah bermutasi menjadi lebih ganas. Penyakit ini dalam waktu singkat akan berkembang luas. Sementara para ahli belum menemukan obat pencegahannya.
Sumber : Pikiran Rakyat, Kamis/6 Desember 2012, H. 30
Tagged :