Jurus Mencegah Flu Singapura

Admin | Rabu, 5 Desember 2012

FLU singapura merupakan salah satu penyakit yang sering melanda daerah tropis. Anakanak pun menjadi sasaran empuk penyakit ini. Meningkatkan daya tahan tubuh serta menjaga kebersihan jadi solusi terbaik. Flu singapura atau yang dikenal dengan istilah medis hand, foot, and mouth disease (penyakit tangan, kaki, dan mulut), pada awal tahun sempat melanda sejumlah anak di Depok, Jawa Barat. Anakanak memang menjadi target empuk penyakit yang umumnya menyerang mereka yang berusia di bawah 5 tahun, tidak terkecuali anak berumur 10 tahun, bahkan orang dewasa pun bisa terkena meski kasusnya amat jarang. Mengapa?

Karena sistem imunitas tubuh dan antibodi anak yang belum sempurna. Apalagi jika di lingkungan sekitar, ada anak yang terkena flu singapura, papar Dr Ratna Kumalasari dalam acara coaching clinic bertema Flu Singapura dan Kaitannya dengan Sistem Imun Tubuh di Kidzania, Pacific Place Jakarta, belum lama ini. Dia menambahkan, sistem imunitas berperan sebagai benteng pertahanan tubuh ketika diserang virus. Sistem imunitas bekerja dengan menghambat perkembangbiakan virus dalam tubuh, menekan dan membatasi penyebaran, sekaligus mengurangi sistem penularan virus. Flu singapura paling banyak disebabkan oleh virus Coxsackievirus A16 (paling umum) dan Enterovirus 71(EV71), yang dapat menyebabkan komplikasi serius dan berakibat fatal. Gejala flu singapura di antaranya demam sekitar satu sampai dua hari, kehilangan nafsu makan, radang tenggorokan, cepat lelah, dan munculnya bintik merah di dalam mulut, telapak kaki, tangan, lutut, atau siku. Bintik merah ini beda dengan cacar. Pada penyakit cacar, bintiknya berwarna putih, sementara flu singapura memiliki bintik berwarna merah. Kendati penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya sekitar tujuh sampai 10 hari, tetap saja diperlukan penanganan serius jika tidak akan terjadi komplikasi. Masa inkubasinya sendiri, dimulai dari masuknya virus hingga menimbulkan bintik merah, memakan waktu tiga sampai lima hari. Kondisi ini disertai dengan demam sekitar 38 derajat selama tiga hari, barulah bintik merah timbul. Adapun penularannya bisa melalui cairan bintik merah jika pecah, cairan di dalam hidung, air liur, bersin, batuk yang tidak ditutup, air seni, dan tinja. Karena itu perlu dijaga agar bintik merah tidak pecah untuk mencegah penularan. Bintik merah di mulut dan seriawan yang menyertai penyakit ini, membuat anak enggan makan. Tapi tetap harus makan. Beri jeruk atau buah lain yang sarat vitamin C.Boleh juga susu atau jus buah, tutur dr Mulya Rahma Karyanti SpA dari RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. Upaya pencegahan harus dilakukan sejak dini, mengingat belum ada vaksin untuk penyakit bersangkutan. Salah satunya dengan menjaga kebersihan di sekitar rumah, makan makanan yang higienis dan bergizi, mencuci tangan dengan sabun, kemudian membasuhnya dengan air mengalir. Upaya ekstra perlu dilakukan manakala ada salah satu anggota rumah yang sudah tertular flu singapura. Agar penularan tak berlangsung lebih lanjut, bersihkan benda atau mainan yang dipegang penderita sebaik mungkin. Dan, jauhkan mainan atau bendabenda tersebut dari jangkauan anakanak lain. Penderita flu singapura dianjurkan tinggal di rumah sampai tidak lagi menularkan penyakit. Penularan, Karyanti menyebutkan, sering terjadi di tempattempat umum, seperti taman bermain atau tempat penitipan anak. Orang tua pun ikut andil dalam penularan virus ini, misalnya dengan membiarkan anak tidak mencuci tangan sebelum makan atau menyuapi kakak beradik dengan sendok yang sama. Semestinya anakanak memiliki peralatan makan masingmasing. Hal lain yang tak kalah penting adalah menjaga daya tahan tubuh anak. Jika sistem imun bagus, virus, dan bakteri pun dapat ditangkal. Karena itu, pentingnya meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terkena penyakit. Pada orang sehat, sistem imun yang kuat akan mencegah penyakit dan pada orang yang telah terserang penyakit, sistem imun yang diperkuat akan membantu mempercepat penyembuhan. Beberapa cara meningkatkan daya tahan tubuh,yakni dengan pemberian ASI, waktu tidur yang cukup, pemberian vaksinasi, asupan makanan yang bergizi dan higienis, serta menjauhi anak dari paparan asap rokok. Orangtua juga bisa memberikan vitamin penambah daya tahan tubuh kepada anak. Flu singapura pertama kali dikenal publik di Singapura pada 1970, setelah ada kejadian luar biasa. Ketika itu anakanak TK terserang penyakit bintik merah. Ini sampai memaksa ratusan TK di Singapura tersebut ditutup. (tty)

sumber : http://health.okezone.com/read/2012/10/08/482/700498/jurusmencegahflusingapura

Tagged :