Para Ahli Kesehatan Menyoroti Pandemik Tipus yang Semakin meningkat di Asia
Admin | Kamis, 14 Juni 2012
BANGKOK, 13 Juni 2012 (ANTARA/PRNewswireAsiaNet) Karena Wabah di Wilayah ini Terus Meningkat, Para Pemimpin Kesehatan Global Mengajak untuk Memperluas Upaya Imunisasi. Hari ini di Bangkok, Coalition against Typhoid (CaT) (http://coalitionagainsttyphoid.org), inisiatif Sabin Vaccine Institute (http://www.sabin.org), mengajak para pemimpin kesehatan global di seluruh Asia untuk membahas beratnya beban endemik tipus dan peningkatan jumlah wabah tipus di wilayah ini. Para ahli ini mengajak para pembuat kebijakan dan menteri kesehatan agar memprioritaskan vaksinasi tipus di negaranya masingmasing.Asosiasi Pediatrik dan pihak lainnya telah mengetahui dampak serius penyakit tipus, khususnya ancaman yang semakin meningkat dan menyebar dari tipus yang tahan terhadap obat. Banyak negara termasuk India dan Indonesia telah membuat rekomendasi untuk mendukung penggunaan vaksin tipus," ungkap Dr. Lalitha Mendis, Ketua Technical Consultative Group untuk imunisasi di Kantor Regional Asia Tenggara World Health Organization (WHO) di New Delhi dan mantan Presiden Dewan Medis Sri Lanka. "Para pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan harus meninjau bukti yang ada dan membahas penggunaan vaksin tipus."
Meskipun ada rekomendasi dari WHO dan prioritas vaksin tipus untuk penerapan "langsung" pada pertemuan SEARO WHO tahun 2009 (http://203.90.70.117/PDS_DOCS/B4396.pdf),beberapa negara di Asia belum merekomendasikan atau memperkenalkan vaksin tipus.
"Sejak tahun 1997, Kementerian Kesehatan Vietnam telah menggunakan vaksin tipus untuk secara efektif mengendalikan penyakit di daerah yang beresiko tinggi terkena wabah ini," ungkap Dr. Nguyen Van Cuong, Kepala Deputi Program Imunisasi National di Vietnam. Keberhasilan program ini juga telah diterapkan di China, Thailand, dan Sri Lanka."
Menurut WHO (http://www.who.int/wer/2008/wer8306.pdf), tipus telah menyerang sekitar 21 juta orang dan menyebabkan lebih dari 200.000 kematian setiap tahunnya, terutama pada anakanak TK dan usia sekolah di negara berkembang di Asia dan Afrika. WHO melaporkan bahwa 90% kematian akibat tipus terjadi di Asia.
"WHO menyetujui vaksin tipus tersedia saat ini, namun vaksin ini belum sepenuhnya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan di seluruh Asia," ujar Jeremy Farra, Direktur Unit Penelitian Klinis Oxford University di Vietnam.
Infeksi tipus mempengaruhi kehadiran dan prestasi di sekolah, serta terbatasnya partisipasi tenaga kerja dan produktivitas. Penyakit tipus telah menyebar di masyarakat miskin tanpa akses air bersih dan sanitasi serta menyebar melalui air dan makanan yang terkontaminasi.
Di Nepal, tipus adalah penyebab utama dirawatnya anakanak, remaja, dan dewasa di rumah sakit karena demam," ungkap Dr. Shyam Raj Upreti, Direktur Divisi Kesehatan Anak Departemen Layanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan dan Penduduk Nepal, "Nepal telah menunjukkan bahwa program vaksinasi tipus efektif bagi anak sekolah dan dapat diluncurkan dengan sukses dalam kerjasama yang kuat dengan Kementerian Pendidikan serta pemangku kepentingan lainnya."
Untuk menutup acara hari ini, para panelis menekankan kebutuhan untuk meningkatkan program pemantauan dan pengendalian di seluruh wilayah, menegaskan bahwa untuk memperoleh dampak yang luar biasa, upaya vaksinasi tipus harus dilakukan terkait dengan program kesehatan masyarakat, seperti akses air minum yang aman dan promosi praktek kebersihan yang baik, antara lain mencuci tangan. Untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah tipus di Asia dan melihat daftar lengkap pembicara di acara hari ini, kunjungi http://coalitionagainsttyphoid.org.
Tentang Coalition against Typhoid (CaT)
Coalition against Typhoid (CaT) adalah forum global para ilmuwan dan ahli imunisasi yang berupaya menyelamatkan nyawa dan mengurangi penderitaan orang yang terkena tipus dengan vaksinasi tipus bagi masyarakat yang beresiko tinggi terkena penyakit ini yang merupakan salah satu aliansi terkemuka. Dengan memprioritaskan tipus dalam agenda kesehatan global dan mengembangkan rencana kerja yang komprehensif untuk melawan penyakit ini, Coalition against Typhoid ingin memperluas akses vaksin yang menyelamatkan nyawa orang banyak ini. Pelajari lebih lanjut tentang CaT di http://www.coalitionagainsttyphoid.org
Tentang Sabin Vaccine Institute
Sabin Vaccine Institute adalah organisasi nirlaba 501(c)(3) untuk para ilmuwan, peneliti, dan pengacara yang berdedikasi untuk mengurangi penderitaan manusia akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan penyakit tropis yang diabaikan. Sabin bekerjasama dengan pemerintah, organisasi masyarakat dan swasta yang terkemuka, serta lembaga akademis guna memberikan solusi bagi tantangan kesehatan yang paling mudah menyebar di dunia. Sejak didirikan pada tahun 1993 untuk menghormati pengembang vaksin polio yang diminum, Dr. Albert B. Sabin, Lembaga ini berada pada garis depan dalam upayanya untuk mengendalikan, mengobati, dan memberantas penyakit ini dengan mengembangkan vaksin baru, menyarankan penggunaan vaksin yang tersedia, dan mempromosikan peningkatan akses untuk pengobatan medis yang terjangkau. Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi http://www.sabin.org. SUMBER: Sabin Vaccine Institute
KONTAK: Johanna Harvey, Pejabat bidang Komunikasi, Sabin Vaccine Institute: +12027445996; johanna.harvey@sabin.org; Wadee Deeprawat, Koordinator Komunikasi, Quo Keen Media: +6622609494, wadee.deeprawat@quokeen.com
sumber : http://www.antaranews.com/berita/315822/paraahlikesehatanmenyorotipandemiktipusyangsemakinmeningkatdiasia
Tagged :