Penanganan Kanker Serviks Belum Jadi Fokus Pemerintah

Admin | Selasa, 17 Juli 2012

Nampaknya pemerintah belum mencanangkan program imunisasi kanker serviks secara gratis. Hal ini dikarenakan pemerintah masih fokus untuk mengurusi penyakit yang mendasar dalam masyarakat seperti TBC, Hepatitis B, Difteri, Polio, dan Cacar. Hal itu dikatakan Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra, Kementrerian Kesehatan, H. Andi Muhadir, di selasela Simposium Imuniasasi IDAI ke3, di Kelapa Gading, Jakarta (10/7/2012). Kita belum masuk kepada situ (kanker serviksred), karena kita masih fokus kepada penyakit masyarakat yang umum, seperti TBC, dan Hepatitis B. Kita juga sedang fokus kepada imuniasasi dan penanganan wabah difteri yang kembali muncul. Selain itu, polio juga telah menjadi komitmen global, agar sama seperti cacar, ujarnya. Menurut Andi, vaksinasi kanker serviks belum menjadi fokus pemerintah karena terkait dengan masalah pembiayaan. Persayaratan utama suatu vaksin adalah bila penyakit tersebut telah menjadi masalah kesehatan masyarakat, dapat menekan harga, serta mendapat rekomendasi dari ahli. Sekarang kita masih fokus kepada upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi dahulu, ujar Andi. Namun, menurut Andi, kini sebagian besar masyarakat, terutama wanita muda, telah banyak mengetahui mengenai keunggulan dari vaksinasi kanker serviks. Karena itu, selama belum menjadi tanggungan pemerintah, maka biaya sebaiknya ditanggung secara pribadi. Kanker serviks merupakan kanker yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim atau kanker mulut rahim yang diawali dari lapisan serviks. Kanker pembunuh wanita terbesar ini terbentuk secara perlahan. Proses dari sel normal menjadi kanker dapat terjadi sangat lambat, ataupun sangat cepat. Jumlah prevalensi pengidap kanker serviks di Indonesia mencapai 4045 kasus baru perharinya. Kanker ini banyak menyerang pada wanita dibawah 50 tahun, namun, jarang menyerang wanita muda (sekitar 20 tahunan). Biaya vaksinasi kanker serviks beragam, berkisar antara 22,5 juta rupiah. (WS) Sumber: http://www.gatra.com/kesehatan/73kesehatan/15118penanganankankerserviksbelumjadifokuspemerintah

Tagged :