Penyebab Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Admin | Minggu, 8 Juli 2012
Para bunda jangan khawatir lagi jika ingin membawa bayi atau anak anak untuk imunisasi, karena tidak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi atau vaksin. Beberapa kasus KIPI sebagian besar terjadi ternyata tidak memiliki hubungan sama sekali dengan imunisasi atau vaksin. Untuk menentukan KIPI diperlukan beberapa keterangan yaitu :
- besar frekuensi kejadian KIPI pada pemberian vaksin tertentu
- sifat kelainan tersebut lokal atau sistemik
- derajat sakit resipien
- apakah penyebab dapat dipastikan, diduga, atau tidak terbukti
- apakah dapat disimpulkan bahwa KIPI berhubungan dengan vaksin, kesalahan produksi atau kesalahan prosedur
Penyebab KIPI dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan faktor etiologi menurut klasifikasi lapangan WHO Western Pacific (1999), yaitu:
1. Kesalahan program/teknik pelaksanaan (programmic errors) Sebagian kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan, dan tata laksana pemberian vaksin. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi, misalnya:
- Dosis antigen (terlalu banyak)
- Lokasi dan cara menyuntik
- Sterilisasi semprot dan jarum suntik
- Jarum bekas pakai
- Tindakan aseptik dan antiseptik
- Kontaminasi vaksin dan peralatan suntik
- Penyimpanan vaksin
- Pemakaian sisa vaksin
- Jenis dan jumlah pelarut vaksin
- Tidak memperhatikan petunjuk produsen
Kecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu diperhatikan apabila terdapat kecenderungan kasus KIPI berulang pada petugas yang sama.
2. Reaksi suntikan Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing, mual, sampai sinkope.
3. Induksi vaksin (reaksi vaksin) Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi anafilaksis sistemik dengan resiko kematian. Reaksi simpang ini sudah teridentifikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk pemakaian tertulis oleh produsen sebagai indikasi kontra, indikasi khusus, perhatian khusus, atau berbagai tindakan dan perhatian spesifik lainnya termasuk kemungkinan interaksi obat atau vaksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana imunisasi.
4. Faktor kebetulan (koinsiden) Seperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan saja setelah di imunisasi. Indikator faktor kebetulan ini ditandai dengan ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakterisitik serupa tetapi tidak mendapatkan imunisasi.
5. Penyebab tidak diketahui Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokan ke dalam salah satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan ke dalam kelompok ini sambil menunggu informasi lebih lanjut. Biasanya dengan kelengkapan informasi tersebut akan dapat ditentukan kelompok penyebab KIPI.
sumber: disarikan dari berbagai sumber
Tagged :