Vaksin Bagi Penggemar Travelling, Penting atau Tidak?

Admin | Senin, 20 Januari 2014

[caption id="attachment_4101" align="alignleft" width="600"]Perjalanan wisata sangat berpotensi menularkan penyakit.  (Gambar: life.viva.co.id) Perjalanan wisata sangat berpotensi menularkan penyakit. (Gambar: life.viva.co.id)[/caption] Para penggemartravelumumnya masih banyak yang belum mengetahui akan pentingnya vaksinasi sebagai salah satu cara penting melindungi kesehatan tubuh. Apalagi banyak penyakit yang mudah menular. "Perjalananwisatasangat berpotensi menularkan penyakit, terutama penyakit yang ditularkan lewat batuk dan bersin serta penularannya berjalan cepat," ucap dr. Iris Rengganis, Sp.PDKAI., dalam acara seminar bertajukNyaman Berwisata, Lindungi Diri dengan Vaksinasidi Energy Cafe, Energy Building Lt Mezzanine, SCBD, Jakarta. Ia juga mengatakan bahwa cukup banyak penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin. Oleh karena itu paratravelerharus menyadari pentingnya pemberian vaksinasi yang merupakan perlindungan primer untuk mencegah infeksi penyakit. "Vaksin akan bekerja dua minggu setelah disuntik. Jadi, waktu yang paling aman untuk melakukan suntik vaksin adalah satu bulan sebelum melakukantravel," ujar Iris yang juga merupakan pakar alergi imunologi klinik dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUIRSCM. Hal tersebut dikarenakan, antibodi baru akan terbentuk selama dua minggu setelah dimasukkan vaksin. Vaksin tersebut kemudian akan aktif selama tiga tahun. Ia pun mengatakan bahwa beberapa penyakit tertentu dapat menyebabkan kematian, misalnya infeksi meningitis, yakni penyakit yang berasal dari bakteri, menyerang selaput di sekeliling otak dan sumsum tulang belakang. Risiko yang akan didapat saat terkena bakteri ini adalah cacat atau kematian. Gejala meningitis antara lain demam, muntah, sakit kepala berat, leher kaku dan sakit, sensitif terhadap cahaya, serta kejangkejang. Bakteri yang tersebar melalui udara ini hidup di kerongkongan sang penderita. Kemungkinan penularannya antara lain dari batuk, bersin, berciuman, berbagi makanan dengan satu sendok, memakai sikat gigi bersama dan merokok satu batang rokok secara bergantian. "Walaupun penyakit ini berasal dari Afrika, pemilik bakteri meningitis tidak hanya orang Afrika. Namun orang lain juga yang memiliki potensi sebagaicarrier, atau pembawa bakteri," kata Iris. Untuk itu, ia menyarankan bahwa vaksinasi adalah cara paling tepat untuk mencegah penyakit ini menyerang paratraveler. Selain meningitis, Iris juga menyebutkan beberapa penyakit yang dikategorikan "penyakitwisata" yang menular atau berpeluang menjadi pembawa (carrier). Penyakit ini antara lain, tifus, tetanus, tuberkulosis, hepatitis, HIV/AIDS, Japanese encephalitis, malaria, flu danyellow fever. (eh) Sumber : life.viva.co.id (http://goo.gl/2v36ou)

Tagged :