Vaksin dan Cara Pemberiannya
Admin | Senin, 19 September 2016
Proses pemberian vaksin ke dalam tubuh bervariasi. Lokasi penyuntikan vaksin dan cara pemberiannya menentukan efektivitas vaksin dalam merangsang terbentuknya kekebalan tubuh. Hendaknya kita mengetahui cara pemberian vaksin yang benar. Cara pemberian vaksin ditentukan oleh uji klinik, pengalaman praktis, dan pertimbangan teoritis. Pemberian vaksin dapat dilakukan dengan cara disuntikkan ke dalam otot (intramuskular), disuntikkan di bawah lapisan kulit (subkutan), atau disuntikkan ke dalam lapisan kulit terluar hingga menggembungkan kulit (intrakutan). Ada pula vaksin yang diberikan dengan cara diteteskan melalui mulut (oral).
Cara pemberian tersebut dapat ditentukan berdasarkan jenis vaksinnya, yaitu vaksin hidup dan vaksin mati. Umumnya, vaksin mati disuntikkan secara intramuskular, sedangkan vaksin hidup disuntikkan secara subkutan. Cara pemberian vaksin yang tersedia di Indonesia dijelaskan secara lebih rinci pada tabel.
Untuk suntikan subkutan (SC), pada anak yang berusia dibawah 12 bulan, penyuntikan dilakukan di paha atas. Sedangkan anak yang berusia diatas 12 bulan, disuntik dibagian lengan atas. Namun, menyuntik anak berusia dibawah 12 bulan di bagian lengan atas dan anak di atas 12 bulan di paha atas tetap diperbolehkan.
Untuk suntikan intramuskular (IM), pada anak yang berusia dibawah 12 bulan, penyuntikan dapat dilakukan di paha atas. Pada anak berusia 1-2 tahun, penyuntikan dapat dilakukan di paha atad atau lengan atas (bahu). Begitu pula dengan anak berusia 3-18 tahun. Pada orang dewasa berusia 19 tahun keatas penyuntikan dilakukan di lengan atas (bahu). (FG)
Sumber : dr. Arifianto, Sp.A . 2014. Pro Kontra Imunisasi: Agar tak salah memilih demi kesehatan buah hati. Jakarta: PT. Mizan Republika
Vaksin | Volume Dosis | Lokasi Pemberian |
Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT, DpaT, TT, Td, dan yang dikombinasikan dengan Hib, Hepatitis B, dan Polio Suntik) | 0,5 ml | Intramuskular (IM) |
Haemophilus influenzae tipe b (Hib) | 0,5 ml | IM |
Hepatitis A | ? 18 tahun: 0,5 ml ? 19 tahun: 1ml | IM |
Hepatitis B | ? 19 tahun: 0,5 ml ? 20 tahun: 1ml | IM |
Human papillomavirus (HPV) | 0,5 ml | IM |
Influenza mati (trivalen) | 6-35 bulan: 0,25ml ? 3 tahun: 0,5ml | IM |
Campak, Gondongan, Rubella (Campak tunggal ataupun MMR) | 0,5 ml | Subkutan (SC) |
Meningokokus konjugat (MCV) | 0,5 ml | IM |
Meningokokus (polisakarida) (MPS) | 0,5 ml | SC |
Pneumokokus konjugat (PCV) | 0,5 ml | IM |
Pneumokokus (polisakarida) (PPS) | 0,5 ml | IM atau SC |
Polio hidup (OPV) | 2 tetes | Oral |
Polio (mati) (IPV) | 0,5 ml | IM atau SC |
Rotavirus | Rotarix: 1 ml RotaTeq: 2 ml | Oral |
Varisela (cacar air) | 0,5 ml | SC |
BCG | 0,05 ml | Intrakutan |
Tagged :